Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat Kuliner Tradisional, Kekayaan Kita

Kompas.com - 24/04/2009, 01:55 WIB

Keberadaan peralatan menanak nasi juga makin meyakinkan kita betapa negeri ini kaya dengan alat-alat kuliner. Tempat untuk menanak nasi bisa terbuat dari tanah hingga logam. Di Jawa, meski teknik logam sudah banyak dikenal, tidak sedikit orang menggunakan kuali untuk menanak nasi hingga beberapa tahun yang lalu.

Di kalangan suku Karo, tempat untuk menanak nasi dikenal dengan nama kudin gelang-gelang. Tempat ini terbuat dari kuningan dengan ukuran yang bervariasi, mulai dari diameter 10 sentimeter hingga sekitar 30 sentimeter. Berbeda dengan tempat menanak nasi yang umumnya berpantat datar, kudin gelang-gelang memiliki dasar melengkung mirip parabola.

Keunikan kudin gelang-gelang dengan permukaan bagian bawah yang berbentuk seperti itu memberikan pemanasan yang lebih banyak dibandingkan kuali yang datar karena dengan permukaan yang berbentuk lengkung, permukaan yang terkena panas lebih besar, akibatnya lebih cepat matang.

Pada saat menanak nasi kadang perlu diaduk-aduk agar air dan beras merata sehingga semua bagian matang bersamaan. Orang Jawa terbiasa dengan porsi kecil sehingga pengaduknya pun kadang cukup menggunakan centong nasi berukuran tak lebih dari 25 sentimeter.

Akan tetapi, jangan kaget kalau suatu saat Anda datang ke Riau ataupun Medan bila Anda melihat dayung perahu dijual di pasar. Bentuknya memang mirip dayung perahu, akan tetapi itu merupakan alat pengaduk makanan dengan panjang sekitar 1 meter. Orang Melayu dan Batak sering mengadakan hajatan dan pesta sehingga mereka harus memasak nasi dalam jumlah besar. Untuk mengaduk nasi di kuali yang besar dibutuhkan ”dayung” itu.

Tempat untuk menyajikan nasi umunya berupa wadah dari bambu. Kerajinan jenis ini banyak ditemukan di berbagai tempat. Ukuran dan bentuknya juga sangat bervariasi.

Untuk mengambil nasi, dibutuhkan centong. Centong nasi secara tradisional terbuat dari kayu, bambu, dan batok kelapa. Di Toba, terdapat centong nasi dengan kayu dan berukuran besar. Centong nasi di suku Badui, Banten, terbuat dari batok kelapa dan kayu kelapa yang digabung dengan tali bambu. Centong nasi di kalangan orang Jawa umumnya dari kayu, sudah jarang ditemukan orang yang menggunakan batok kelapa.

Di Sumatera yang agak unik adalah centong nasi di rumah makan Padang. Kebanyakan rumah makan Padang menggunakan mangkuk untuk mencetak nasinya. Akan tetapi, di Sumatera tidak sedikit masih ditemukan centong nasi yang secara khusus digunakan untuk mencetak nasi dengan ukuran yang sesuai. Jadi, sekali ambil nasi langsung bisa dicetak membentuk bulatan setengah bola.

Ada ciri lain dari alat-alat kuliner yang ada di masyarakat. Tidak sedikit alat-alat kuliner itu berbahan material dari tanaman jenis pandan. Tempat gabah ataupun beras di Toba menggunakan serat pandan. Serat pandan dianyam hingga menjadi tempat gabah atau beras. Nama alat ini adalah tandok yang biasa digunakan pada upacara adat. Ukuran tandok bervariasi dari sekitar 0,5 meter hingga 1 meter. Benda sejenis dengan ukuran yang lebih kecil sekitar 30 sentimeter yang ada di suku Karo dikenal dengan nama sumpit. Sumpit juga digunakan untuk menyajikan nasi.

Keberadaan alat kuliner dengan bahan baku pandan (Pandanus sp) menyiratkan potensi besar bahan ini di berbagai tempat di Indonesia. Tanaman ini sangat khas tropika. Akan tetapi, masih kurang dimanfaatkan, bahkan cenderung dilupakan. Persentuhan antara makanan dan serat pandan juga menarik untuk diteliti yang kemungkinan bisa memunculkan aroma tertentu.

Alat-alat kuliner lainnya terbuat dari tanaman jenis bambu. Untuk menampi beras, di banyak tempat digunakan anyaman bambu. Di Pulau Jawa lebih dikenal nama tampah yang berbentuk bulat. Akan tetapi, di Sumatera bentuknya bervariasi dari yang bulat, bujur sangkar hingga berbentuk elips. Variasi bentuk ini layak diteliti fungsinya dan juga kepraktisannya.

Alat-alat kuliner tradisional merupakan satu di antara ribuan bukti kekayaan kebudayaan kita. (MAR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BRI Beri Apresiasi untuk AgenBRILink Terbaik

BRI Beri Apresiasi untuk AgenBRILink Terbaik

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja hingga 7 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja hingga 7 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Bos Garuda Beberkan Kronologi Pesawat Terbakar di Makassar

Bos Garuda Beberkan Kronologi Pesawat Terbakar di Makassar

Whats New
Jokowi Turun Tangan Atasi Masalah Bea Cukai, Stafsus Sri Mulyani: Kami Sangat Bersyukur...

Jokowi Turun Tangan Atasi Masalah Bea Cukai, Stafsus Sri Mulyani: Kami Sangat Bersyukur...

Whats New
PT Inerman Gandeng Shanghai Electric Bangun PLTS Terapung di Cilamaya, Siapkan Investasi Rp 20,89 Triliun

PT Inerman Gandeng Shanghai Electric Bangun PLTS Terapung di Cilamaya, Siapkan Investasi Rp 20,89 Triliun

Whats New
Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Whats New
Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Whats New
Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Whats New
PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

Whats New
KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

Whats New
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Whats New
Pengembangan Hub 'Carbon Capture and Storage', Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Pengembangan Hub "Carbon Capture and Storage", Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Whats New
SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

Whats New
Bakal 'Buyback' Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Bakal "Buyback" Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com