Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Batam Tunggu Perda Walet

Kompas.com - 29/04/2009, 22:35 WIB

BATAM, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Batam masih menunggu peraturan daerah (perda) untuk mulai menertibkan usaha sarang burung walet di berbagai rumah toko (ruko) dekat daerah permukiman.
   
"Sekarang baru peringatan dan sosialisasi. Tahun ini, bila perda sudah terbit, penertiban segera dilaksanakan," kata Kepala Dinas Kelautan, Peternakan dan Perikanan (KP2) Kota Batam Suhartini, di Batam, Rabu (29/4).
   
Di dalam Batam, khususnya di kawasan bisnis Nagoya, Jodoh dan Bengkong, banyak ruko di dalam daerah permukiman dialihfungsikan pemiliknya menjadi rumah walet untuk mendapatkan sarangnya yang bernilai ekonomi tinggi. 
   
Pertengahan 2006, anggota Komisi III DPRD Kota Batam Irwansyah meminta Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) menertibkan rumah yang dijadikan sarang burung walet. Ia juga minta Asosiasi Pengusaha Penangkaran Burung Walet (APPBW) yang beranggotakan 175 pengusaha, mengontrol dan menertibkan rumah walet agar tidak menyebarkan penyakit dan mengakibatkan kebisingan bagi warga sekitar.
   
Dewasa ini, DRD Kota Batam masih membahas rancangan perda walet, sementara surat peringatan dari Kepala Kimpraswil sete mpat belum pernah digubris para penangkar yang melanggar izin mendirikan bangunan.
   
Kelak, dalam perda walet ada kawasan yang dilarang untuk penangkaran sarang burung walet yaitu Batam, Galang, Galang Baru, Bulang dan daerah potensi wisata maupun industri.
   
Dalam rancangan perda tersebut juga ada aturan bahwa radius satu kilometer dari pemukiman penduduk harus steril dari sarang burung walet.
   
Kasus flu burung beberapa tahun lalu, dan kini flu babi yang  mencuat di Meksiko dan Brasil, dikatakan Suhartini, menjadi pemercepat penertiban peternakan di Batam guna mencegah warga kejangkitan virus unggas dan hewan menyusui itu.
   
Peternakan sapi dan domba hanya dibolehkan di Sei Temiang, sedang semua peternakan babi akan direlokasi ke suatu tempat, tetapi tidak akan ke Pulau Bulan, katanya.
   
Akhir pekan lalu, Pemkot Batam mewacanakan pemindahan peternakan babi dari daerah permukiman penduduk maupun di daerah resapan air, ke Pulau Bulan yang sejak 1986 menjadi tempat PT Indotirta Suaka.
   
Peternakan itu menyatakan akan kesulitan menerima babi dari luar sebab sebagai pengekspor babi hidup ke Singapura harus ketat menerapkan bio-security dan harus terus memastikan kesehatanlingkungan sekitarnya.
   
Mengenai peternakan ayam yang juga banyak berada di lingkungan permukiman, Suhartini mengatakan, pemerintah mendorong pemiliknya agar mematuhi perda ketertiban umum,  menjaga kebersihan dan kebersihan kandang.
   
Berkaitan dengan potensi kejangkitan flu babi, Dinas KP2 Kota Batam, Senin pekan ini memasang tiga alat pendeteksi suhu tubuh penumpang dari Singapura di Terminal feri Internasional Batam Kota, Sekupang dan di Terminal Feri Khusus Harbour Bay.
   
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Mawardi Badar menegaskan, belum ada temuan kasus flu burung, flu singapura maupun flu babi, di dalam warga Batam maupun turis.
   
Ia mengajak warga masyarakat mewaspadai penyakit-penyakit yang belum ada obatnya itu dengan meningkatkan daya tahan tubuh, mengonsumsi makanan yang bergizi, dan senantiasa menjaga kebersihan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

InJourney Group Dukung Kelancaran Ibadah Waisak

InJourney Group Dukung Kelancaran Ibadah Waisak

Whats New
Serba Canggih, Luhut Takjub Lihat Kapal OceanXplorer

Serba Canggih, Luhut Takjub Lihat Kapal OceanXplorer

Whats New
BRI Beri Apresiasi untuk AgenBRILink Terbaik

BRI Beri Apresiasi untuk AgenBRILink Terbaik

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja hingga 7 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja hingga 7 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Bos Garuda Beberkan Kronologi Pesawat Terbakar di Makassar

Bos Garuda Beberkan Kronologi Pesawat Terbakar di Makassar

Whats New
Jokowi Turun Tangan Atasi Masalah Bea Cukai, Stafsus Sri Mulyani: Kami Sangat Bersyukur...

Jokowi Turun Tangan Atasi Masalah Bea Cukai, Stafsus Sri Mulyani: Kami Sangat Bersyukur...

Whats New
PT Inerman Gandeng Shanghai Electric Bangun PLTS Terapung di Cilamaya, Siapkan Investasi Rp 20,89 Triliun

PT Inerman Gandeng Shanghai Electric Bangun PLTS Terapung di Cilamaya, Siapkan Investasi Rp 20,89 Triliun

Whats New
Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Whats New
Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Whats New
Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Whats New
PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

Whats New
KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

Whats New
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Whats New
Pengembangan Hub 'Carbon Capture and Storage', Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Pengembangan Hub "Carbon Capture and Storage", Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com