Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Gurihnya Laba Icip-icip Jangkrik

Kompas.com - 26/07/2009, 11:28 WIB

KOMPAS.com - Hewan bernama jangkrik (gryllus sp) lebih banyak beken sebagai salah satu bahan pakan ayam atau burung. Lebih dari itu, jangkrik sering dipelihara anak-anak ataupun di rumah-rumah sebagai hewan aduan ataupun sebagai pengusir tikus.

Namun, banyak penelitian menyebutkan bahwa kandungan gizi dalam daging jangkrik ternyata bermanfaat bagi manusia. Kandungan proteinnya tiga kali lipat kandungan daging ayam, sapi dan udang.

Jangkrik juga mengandung protein omega 3, omega 6 dan omega 9 yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang anak. Selain itu, konsumsi jangkrik dipercaya dapat menambah stamina tubuh, menambah gairah seksual, serta mampu menunda menopause bagi wanita.

Tak heran jika jangkrik kemudian marak dibudidayakan. Apalagi pada tahun 1998 ketika budidaya jangkrik dan cacing sedang booming. Saat ini, sebagian besar hasil budidaya jangkrik untuk pasokan pakan ternak.

Namun, di tangan Sri Rahayu, pemilik Sri Gryllus/Latansa, jangkrik diolah menjadi peluang usaha baru yang patut dilirik. Yaitu sebagai makanan siap saji. Seperti peyek, rendang, balado, biskuit dan srundeng.

Semua makanan ini sudah mendapat sertifikat dari dinas kesehatan dan dari MUI setempat. sehingga halal dan aman dimakan. “Tapi hati- hati, yang alergi udang tidak bisa makan ini,” tutur Sri.

Dari hasil jualan jangriknya ini, nenek berusia 66 tahun ini bisa mendapat penghasilan antara Rp 7 juta sampai Rp 8 juta per bulannya. Padahal wilayah pasar utamanya masih sekitar Riau saja.

Menurut Sri, tahun 1998 silam dirinya tertarik membudidayakan jangkrik. “Gara-garanya, di Jogja waktu itu sedang marak budidaya jangkrik. Lalu saya tertarik mempelajari dari buku,” ujarnya.

Tanpa pikir panjang, Sri lantas membeli 300 ekor jangkrik betina dan 100 ekor jangkrik jantan. Harganya waktu itu Rp 25 per ekor. “Budidaya jangkrik sangat mudah dan tidak makan tempat. Cukup sediakan kotak-kotak khusus saja,” ujar Sri enteng. Sri sendiri saat ini tinggal memiliki 30 kotak jangkrik berisi masing-masing 4000 ekor jangkrik.

Kemudian, tahun 2000 Sri mulai panen jutaan ekor jangkrik. Sayang, waktu itu harga jangkrik sedang turun. Bingung harus berbuat apa, Sri lantas menggoreng jangkrik-jangkrik tersebut dan dibagikannya ke teman-temannya. “Rata-rata suka dan bilang enak. Dari situ saya berfikir bahwa ada peluang usaha di jangkrik ini,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com