Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI agar Hati-hati kepada Pemilik Individu Asing

Kompas.com - 03/09/2009, 08:28 WIB

Ketua Komite Tetap Perdagangan Dalam Negeri Kadin Indonesia Bambang Soesatyo mengatakan, pemerintah dan BI hendaknya memberikan penjelasan yang masuk akal tentang penyelesaian Bank Century, terutama tentang besaran Rp 6,76 triliun hanya untuk menyelamatkan bank dengan skala sekecil Bank Century.

Kebutuhan modal

Berdasarkan dokumen BI, hasil perhitungan rasio kecukupan modal (CAR) posisi 31 Oktober 2008 adalah negatif 3,53 persen. Untuk mencapai CAR 8 persen dibutuhkan tambahan modal Rp 632 miliar.

Koreksi perhitungan CAR terjadi karena ada surat-surat berharga (SSB) valas jatuh tempo 30 Oktober 2008 sebesar 11 juta dollar AS yang tidak bisa dicairkan macet dan bank harus membentuk pencadangan.

Ada pula SSB valas sebesar 65 juta dollar AS yang tidak memiliki rating sehingga juga digolongkan macet.

Selain itu, pendapatan bunga sebesar Rp 398 miliar tidak diakui sehingga mengurangi pendapatan dan bank juga harus membentuk pencadangan terhadap aktiva yang diambil alih sebesar Rp 59 miliar.

Selanjutnya, saat bank dinyatakan sebagai bank gagal pada 20 November 2008, BI meminta kepada bank untuk menyusun neraca penutupan atau penyerahan kepada Lembaga Penjamin Simpanan untuk posisi 20 November 2008. Pada 23 November 2008, BI menghitung CAR posisi 20 November 2008 dengan hasil sebesar negatif 35,92 persen sehingga untuk memenuhi CAR 8 persen dibutuhkan tambahan modal menjadi sebesar Rp 2,66 triliun.

Koreksi perhitungan CAR terjadi karena penggolongan SSB valas bermasalah Rp 2,19 triliun menjadi macet sehingga bank harus membentuk pencadangan.

Selanjutnya, CAR bank posisi 31 Desember 2008, dihitung pada 27 Januari 2009, berdasarkan atas hasil audit investigasi.

Hasil perhitungan CAR posisi 31 Desember 2008 setelah memperhitungkan penyertaan modal sementara sebesar Rp 4,98 triliun adalah sebesar negatif 19,21 persen sehingga kebutuhan tambahan modal secara akumulasi menjadi sebesar Rp 6,13 triliun.

Adapun akumulasi koreksi perhitungan CAR terutama karena terdapat pembentukan pencadangan atas penanaman dana yang berpotensi menimbulkan kerugian, antara lain pemberian fasilitas surat kredit (L/C) kepada 10 debitor sebesar 178 juta dollar AS yang diindikasikan merupakan rekayasa.

Hal lain adalah adanya pemberian kredit yang tidak sehat sehingga bank harus membentuk pencadangan Rp 1,12 triliun, termasuk kredit yang diduga fiktif.

Terakhir, dengan memperhitungkan penyertaan modal sementara hingga 24 Februari 2009 sebesar Rp 6,13 triliun, CAR posisi Juni 2009 adalah negatif 6,17 persen atau terdapat kekurangan modal Rp 630 miliar sehingga secara akumulasi kebutuhan modal menjadi sebesar Rp 6,76 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com