Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Sejarah Masjid Tua Kebun Jeruk

Kompas.com - 07/09/2009, 16:41 WIB

Meski telah mengalami perluasan dan perbaikan, kondisi arsitektur asli masjid, menurutnya, tetap dipertahankan. Salah satu contohnya adalah tetap dipertahankannya warna hijau sebagai warna dinding dari masjid tua tersebut. Hal itu, menurutnya, sebagaimana diinstruksikan oleh pihak pemerintah daerah DKI Jakarta, yang telah mengambil alih perawatan masjid tersebut.

Dua Makam Tionghoa

Ciri khas arsitektur Tionghoa memang sangat nampak dari masjid tersebut. Salah satunya dapat dilihat dari kubah asli masjid yang yang sangat memperlihatkan arsitektur Cina, yakni bentuk-bentuk lengkung ke dalam yang lazim dijumpai pada atap-atap bangunan Cina umumnya.

Tak hanya itu, di bagian pojok komplek masjid juga terdapat dua makam tionghoa, menurut, Nur Iman, penghuni makam tersebut masih memiliki tali kerabat dengan para pendiri masjid. Makam itu sendiri saat ini dipagari oleh tembok, sedangkan untuk akses masuk tersedia sebuah pintu besi.

Pada batu nisan makam terdapat tulisan Cina, yang menyebutkan nama orang yang dikubur yaitu, Fatimah Hwu, selain itu di batu nisan tersebut juga tertulis angka dalam tulisan Arab yang menyebutkan tahun 1792, angka tersebut, menurut Nur Iman, kemungkinan merupakan tahun meninggal Fatimah Hwu.

Sementara nama penghuni makam lainnya tidak dapat diketahui. Pasalnya, batu nisan makam tidak bernama. "Kira-kira tiga tahun kemarin ada warga keturunan (Cina) yang datang menziarahi kuburan itu. Katanya sih masih ada tali keluarga sama yang di kubur (di dalam kubur). Tapi sampai sekarang mereka nggak pernah datang-datang lagi," ungkapnya.

Kondisi masjid sendiri, menurut Nur Iman, tidak pernah sepi dari jamaah. Setiap harinya ada saja jamaah yang mengunjungi masjid. Para jamaah tersebut, menurutnya, berasal dari berbagai daerah bahkan dari luar negeri.

Di bulan Ramadhan ini, para pengurus masjid menyelenggarakan acara buka puasa dan sahur secara gratis. Karenanya, jumlah jamaah masjid setiap harinya di bulan Ramadhan ini, menurutnya, bisa mencapai 300 orang. "Bahkan Jumat dua minggu yang lalu (jumlah jamaahnya) sampai 3000 orang," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com