Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harris, Mengolah Limbah Lewat Batik

Kompas.com - 08/10/2009, 07:47 WIB

Kertas pembungkus

Kecintaan pada lingkungan juga membangkitkan kreasi Harris untuk memanfaatkan limbah sebagai bahan batik. Pada 2006 ia memanfaatkan kotoran sapi dicampur kulit tebu dan rumput sebagai pewarna kain batik.

Meski saat itu mendapat reaksi keras dari masyarakat, ia pantang menyerah. Awal tahun 2007 ia membatik di atas kertas atau kantong bekas pembungkus semen. Kantong semen yang hanya menjadi sampah dan dijual secara kiloan itu dia olah menjadi produk batik yang bernilai ekonomis.

Batik dari kantong semen dimanfaatkan Harris untuk membuat gorden, sarung bantal, tas, dan sandal. Namun, dia tak memanfaatkan kertas batik dari kantong semen untuk pakaian dengan alasan estetika.

Harris bercerita, proses pembuatan batik kantong semen tak beda dengan pembuatan kain batik lainnya. Hanya saja, pewarna yang digunakan dalam membuat kertas batik harus alami. Bila menggunakan pewarna berbahan kimia, kantong semen akan hancur.

Dalam sebulan ia memproduksi sekitar 200 lembar kertas bekas pembungkus semen. Sebagian besar produknya itu dikirim ke Jakarta dengan harga puluhan hingga ratusan ribu rupiah per unit.

Harris menuturkan, ada dua metode pembuatan kertas batik dari kantong semen. Metode pertama, membatik kantong semen yang sudah dibersihkan tanpa diolah lebih dulu. Setelah kertas dibatik, ia baru membuatnya sebagai aksesori rumah tangga.

Metode kedua, dengan memilin potongan kantong semen menjadi tali, kemudian merajutnya menjadi berbagai aksesori. Setelah rajutan terbentuk, baru dia membatik di atasnya. Kertas batik yang dipilin ataupun yang tak dipilin sama kualitasnya. Aksesori rumah tangga dari kertas batik itu juga dapat dicuci.

Tak beralih fungsi

Harris mengatakan, upaya memopulerkan kertas batik dari kantong semen berawal saat dia melihat pemulung yang sedang mengangkut kantong semen. Di matanya, kantong semen itu seakan menjadi sesuatu yang tak berharga.

Kreativitasnya untuk memanfaatkan limbah semakin terusik ketika ia menemukan kertas bekas berbahan timah di salah satu tempat pembuangan sampah di Jakarta. Kertas itu tak hancur dibakar dan limbahnya mengotori lingkungan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OJK Sebut Investree Belum Capai Ketentuan Modal Minimum

OJK Sebut Investree Belum Capai Ketentuan Modal Minimum

Whats New
Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Respons Asosiasi

Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Respons Asosiasi

Whats New
Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

Whats New
Alfamidi Blak-blakan Soal Pentertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

Alfamidi Blak-blakan Soal Pentertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

Whats New
Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi, Bukti Nyata Konsistensi Sampoerna Kembangkan SDM

Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi, Bukti Nyata Konsistensi Sampoerna Kembangkan SDM

Work Smart
J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis

J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis

Whats New
Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

Whats New
Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

Whats New
Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Whats New
Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Whats New
Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Targetkan Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Targetkan Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Whats New
Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Whats New
Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Whats New
Proyek Perpanjangan Kereta Cepat Sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Proyek Perpanjangan Kereta Cepat Sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Whats New
Konsumsi Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Jepang Terkontraksi

Konsumsi Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Jepang Terkontraksi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com