Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angkot Ber-BBG di Bogor Beroperasi 2010

Kompas.com - 27/10/2009, 18:39 WIB

BOGOR, KOMPAS.com — Para pemilik angkutan kota mulai mendaftarkan kendaraannya untuk dipasangi perangkat bahan bakar gas (BBG). Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Bogor akan memasang perangkat tersebut mulai November ini.

"Diperkirakan, pemasangan converter kit (perangkat agar angkot dapat menggunakan BBG) memakan waktu dua bulan. Sebab, akan ada 1.000 angkot yang kami targetkan memakai BBG," kata Kepala Bidang Angkutan Dishub Kominfo Suharto, Selasa (27/10).

Pemasangan converter kit segera dilaksanakan, karena perangkatnya sudah tersedia di Jakarta, tinggal mengangkutnya ke Bogor. Selain itu, diperkirakan pula stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) sudah beroperasi pada Januari 2010 nanti.

"Saat ini perusahaan pembangun SPBG-nya sedang menyelesaikan perizinannya. Pembangunan fisiknya makan waktu dua tiga bulan. Sebab itu kami prediksikan angkot ber-BBG Januari depan," ungkap Suharto.

Dia menambahkan, pemasangan converter kit dilaksanakan di kantor Dishub di Jalan Raya Tajur, Bogor Timur. Pemilik angkot tidak dikenakan biaya apa pun karena program 1.000 angkot Bogor ber-BBG ini adalah pilot project program nasional Departemen Perhubungan untuk konversi bahan bakar minyak ke BBG pada kendaraan umum.

Saat ini, angkot yang beroperasi dengan izin Pemkot Bogor berjumlah 3.425 unit. Terhadap 2.425 unit angkot yang tahun ini tidak mendapat converter kit gratis, Pemkot Bogor mengharapkan bantuan tambahan dari Pemerintah Pusat melalui APBN sehingga 100 persen angkot berizin Pemkot Bogor menggunakan BBG.

"Kalau dari dana APBD, paling untuk pemasangan converter kit pada mobil-mobil dinas. Itu pun pengajuannya baru tahun 2010 dan akan terealisasikan kalau DPRD setuju," kata Suharto.

Pemkot Bogor, lanjut dia, juga tengah mempertimbangkan atau berencana membuat peraturan daerah yang mengharuskan semua kendaraan umum yang beroperasi di Kota Bogor menggunakan BBG. BBG yang digunakan adalah gas alam (compress natural gas), bukan gas elpiji, yang ketersediaan bahan bakunya masih banyak.

Untuk memastikan kelancaran dan kesuksesan program angkot ber-BBG ini, Dishub Infokom pun telah melaksanakan sosialisasi dan pelatihan mengenai pengoperasionalan kendaraan ber-BBG pada pekan lalu, dibantu Dirjen Perhubungan Darat.

Para peserta pelatihan tersebut adalah semua ketua kelompok unit angkot, kelompok kerja sopir angkot, serta pengurus dan anggota Organda. Pada kegiatan tersebut, mereka mendapat penjelasan dan pelatihan dari Departemen Perhubungan, Asosiasi Pengguna dan Pelaksana Konversi Energi Gas, PT Binatera Jasindo, yang merupakan perusahaan pelaksana pemasangan converter kit terakreditasi dari Dephub.

"Dari hasil evaluasi dari sosialisasi dan pelatihan itu, kami berkesimpulan bahwa semua pihak, terutama para pengusaha dan sopir angkot, tidak ragu lagi memasang converter kit pada angkotnya karena tahu dan paham penggunaannya. Diharapkan, mereka seterusnya memakai BBG sebagai bahan bakar angkot karena biaya operasional angkot jadi lebih murah," ungkap Suharto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Whats New
IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com