Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ponsel China Lebih Murah Setelah FTA

Kompas.com - 11/01/2010, 13:56 WIB

Bandung, Kompas - Harga telepon seluler (ponsel) China saat ini lebih murah dibandingkan dengan sebelum Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) ASEAN-China diterapkan. Harga itu lebih murah karena bea masuk produk impor dihapus mulai 2010.

Direktur PT Vagus Multi Technology Agusly, seusai peluncuran program bundling Indosat dan Lexus di Bandung, Sabtu (9/1), mengatakan, ponsel Lexus L61 dan L88 yang baru diluncurkan pada akhir pekan lalu, misalnya, dijual dengan harga masing-masing Rp 899.000 dan Rp 1,19 juta.

Harga itu lebih murah 10 persen dibandingkan bila FTA ASEAN-China tidak diterapkan. Ponsel Lexus L61 ditargetkan terjual sekitar 35.000 unit dan L88 sekitar 15.000 unit dalam dua bulan mendatang. Pada 2009, sekitar 20.000 ponsel Lexus terjual di Indonesia setiap bulan.

Sekitar 4.000 unit dari jumlah itu terjual di Jawa Barat. Harga yang lebih murah membuat target penjualan dinaikkan hingga lebih dari dua kali lipat menjadi sekitar 50.000 unit per bulan di Indonesia dan 10.000 unit di antaranya di Jabar.

Menurut Rizki (33), pengelola kios Atlantic di Bandung Electronic Center (BEC), ponsel China tipe tertentu dengan harga Rp 1,2 juta, misalnya, kini menjadi Rp 750.000 setelah FTA ASEAN-China diberlakukan. Sebelum 2010, sekitar 400 ponsel tipe itu terjual setiap bulan. "Fasilitas ponsel itu antara lain kamera, internet, musik, dan dua kartu seluler," ujarnya.

Rizki mengatakan, pada 2009, harga ponsel China tipe lain sebesar Rp 1,5 juta bisa lebih murah hampir 50 persen bila dibandingkan dengan produk sejenis dari Eropa Rp 2,9 juta. Penerapan FTA ASEAN-China membuat harga lebih murah 60 persen.

Penjaga kios Uphe Cell di BEC, Taufik Romansyah (24), mengatakan, meski lebih murah, sejumlah konsumen mengeluhkan berbagai masalah pada ponsel China, seperti baterai panas, gambar pada layar kurang jernih, dan kerap mati. Adapun pengguna ponsel Eropa lebih jarang mengeluh.

Tetap

Jumlah distributor pulsa operator seluler berskala besar (dealer) di Jabar relatif sama setiap tahun. Penambahan hanya terjadi pada pengecer (outlet) yang menjual pulsa langsung kepada konsumen dengan level di bawah dealer.

Head of West Java Region PT Indosat Asep Suhendi mengatakan, di Jabar saat ini terdapat 15 dealer Indosat. Jumlah dealer tidak bertambah karena skala bisnis besar. Modal yang dibutuhkan dealer untuk membeli pulsa mencapai miliaran rupiah setiap minggu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com