Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emirsyah Satar dan Mimpi "Bintang Lima"

Kompas.com - 25/01/2010, 13:04 WIB

Tonggak perubahan Garuda pun ditetapkan. Tahun 2006 dicanangkan untuk konsolidasi, 2007 sebagai tahun rehabilitasi, 2008 dan 2009 adalah tahun turnaround. Diharapkan, tahun 2010 dan seterusnya Garuda dapat berkompetisi, bahkan dengan maskapai regional.

”Garuda itu organisasi besar, maka sejak awal kerja tiap ’rantai’ juga dipertegas. Batas waktu tiap pekerjaan dipertegas. Tujuannya agar tiap janji yang diberikan tiap unit ditepati, misalnya untuk on-time performance,” ujarnya.

Salah transfer?

Terlepas dari predikat Best of the Best CEO yang disandangnya, sesungguhnya Emir menanamkan pengertian bahwasanya CEO tak mungkin memperbaiki perusahaan itu sendirian. ”Perusahaan membutuhkan banyak orang untuk berubah.”

Di Garuda, perubahan diinternalisasi dengan nilai-nilai perusahaan yang disingkat FLY HI, yakni efficient & efffective, loyalty, customer centricity, honesty & openness, serta integrity.

Key performance indicators (KPI) diterapkan untuk mengikat tiap orang dengan target perubahan. Garuda di tangan Emir tak pernah memutus hubungan kerja ribuan pekerja. Tiap pekerja dipacu mencapai target maksimal dengan implementasi balance score card pada tahun 2008.

Sekadar contoh, ditetapkan 23 aspek penilaian KPI Garuda. Bobot tertinggi adalah tingkat insiden (12,5 persen), lalu kepuasan pelanggan (7,5 persen), ketepatan waktu (7,5 persen), komitmen pengembangan sumber daya manusia (7 persen).

Baru kemudian utilisasi armada pesawat (5 persen), profit margin (4,5 persen), laba usaha (4 persen), komitmen pengembangan kepemimpinan (4 persen), pengelolaan utang (3 persen), hingga pendapatan (3 persen).

”Dengan bantuan KPI, didapat 20 persen pegawai berkinerja terbaik dan 20 persen terburuk. Pegawai yang baik diberi bonus besar untuk memotivasi mereka, sedangkan yang terburuk tidak mendapat bonus,” katanya.

Begitu bonus dibagikan, seorang general manager (GM) Garuda di Jepang menelepon. Dia mempertanyakan transfer uang dalam jumlah besar ke rekeningnya. ”GM itu tak percaya bonusnya begitu besar. Dia takut ada salah transfer,” kata Emir sambil tertawa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com