Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andam, Sukes Rendang dalam Kemasan Cantik

Kompas.com - 16/05/2010, 16:45 WIB

Namun, perjalanan Andam tidak selalu mulus. Anak bungsu dari tiga bersaudara ini pernah dikeluhkan oleh konsumen. Ceritanya, si pembeli ingin mengirimkan sendiri parsel rendang kepada penerima, walaupun Andam juga menyediakan layanan pengiriman. Ternyata pembeli tadi telat mengirimkannya, sehingga saat parsel sampai ditangan penerima, rendang sudah berjamur.

"Saya jelaskan kelalaian ada pada siapa. Dan, sejak itu demi mengantisipasi kejadian serupa, saya selalu memberi masukan cara memperlakukan parsel jika mereka mau mengirimkan sendiri," tutur Andam.

Tak hanya itu, setahun lalu dia hampir merugi karena pembatalan pesanan. Padahal kala itu dia sudah terlanjur membeli 40 kg daging. Tapi, karena tidak ada ikatan tanda jadi, Andam tidak bisa minta ganti rugi. Akhirnya, bahan baku yang terlanjur dibeli dia olah sebagai stok. Kejadian itu memberi pelajaran berharga baginya agar selalu menerapkan uang muka sebagai tanda jadi.

Karena sangat menyenangi bisnis kulinernya ini, perempuan kelahiran Jakarta ini menikmati setiap perjalanan usahanya. Dia bilang kepuasan tidak selalu berarti banyaknya pesanan atau materi yang didapat, tapi juga dari tanggapan pelanggan yang senang dan puas dengan produknya.

Di luar kesibukan mengembangkan Rendang Uni Farah, Andam masih sempat menyalurkan hobi menulisnya. Bahkan, dia sedang menulis novel trilogi tentang kehidupan religi berbalut roman.

Andam memperoleh ketrampilan memasak rendang secara turun-temurun. Maklum, keluarganya yang asli Sumatera Barat memang sangat menggemari masakan yang satu ini kendati sudah lama menetap di Jakarta.

Meski awalnya iseng, ternyata bingkisannya mendapat respon bagus. Banyak permintaan yang datang sehingga dia memutuskan berbisnis rendang sejak enam tahun silam. Ibu dua anak ini memakai racikan warisan sang ibu. Bahkan, ia mempertahankan penggunaan kayu bakar sebagai ciri khas rendang kampung.

Dari hasil tabungannya, Andam mengeluarkan modal Rp 5 juta untuk membeli peralatan dan bahan baku. Ia pun menamakan usahanya Rendang Uni Farah, yang diambil dari nama putri pertamanya.

Di saat awal, pembelinya sebatas teman dan kenalan yang menyebarkan informasi lewat mulut ke mulut. Kemasan yang digunakan pun masih berupa kotak plastik untuk kue.

Ternyata kabar kekhasan rasa rendang Uni Farah terus tersebar. Beberapa bulan berselang, bertepatan dengan Ramadhan, ada yang meminta dibuatkan rendang untuk kebutuhan parsel. Andam lalu berkreasi dengan mengemasnya dalam toples kaca supaya terlihat elegan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com