Untuk jangka panjang, lanjut Tri, dalam tiga bulan ke depan pengelola Bandara Soekarno- Hatta akan melakukan upaya redistribusi atau pengaturan ulang jam penerbangan.
”Kami akan bekerja sama dengan maskapai penerbangan dan regulator untuk membahas redistribusi jam penerbangan. Dengan adanya redistribusi ini bisa memberikan penyebaran secara merata atas kepadatan penumpang dari pagi, siang, dan sore. Karena selama ini kepadatan penumpang terjadi pada pagi hari saja,” kata Tri.
Dengan kejadian tersebut, kedua pihak berkomitmen untuk lebih memperbaiki diri dengan melakukan pembenahan agar peristiwa Jumat pagi itu tidak terjadi lagi pada hari yang akan datang, baik di Bandara Soekarno-Hatta dan bandara lainnya.
Mengenai kerugian akibat gangguan tersebut, Tri mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menghitung. ”Sampai saat ini kami belum mengetahui penyebab padamnya aliran listrik itu. Bagaimana mungkin kerugian bisa dihitung kalau penyebabnya saja belum diketahui,” kata Tri.
Purnomo Willy BS mengatakan, semua pihak termasuk Menteri BUMN sangat peduli dengan perbaikan pelayanan bandara ini.
”Pak Menteri (Kementerian BUMN) berpesan agar pasokan listrik di Bandara Soekarno-Hatta dan bandara lainnya harus lebih baik,” kata Purnomo.
Saat ditanya mengenai ”kedipan” listrik selama 1,7 detik yang terjadi pada pagi hari itu, Kepala Satuan Pengendalian Kinerja Korporat PT PLN Pusat Harry Hartoyo mengatakan, ’kedipan’ tersebut bukan sebagai tanda terjadinya pemadaman
”Hasil laporan yang diterima di bagian komputerisasi PLN, tidak ada ’kedipan’ listrik di bandara selama 1,7 detik. Kedipan itu mungkin dicatat oleh PT Angkasa Pura II,” katanya.