Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara Nuruddin Dalimunthe mengatakan, penerbangan dari dan ke Silangit akan sangat mendukung wisata Danau Toba. Dia meyakini, jika terdapat jadwal penerbangan yang jelas didukung dengan promosi yang bagus, jumlah wisatawan ke Danau Toba akan meningkat.
”Bisa jadi pulih seperti sebelum krisis moneter akhir 1990- an,” ujarnya.
Dia menyadari bahwa wisata dan bisnis penerbangan saling memengaruhi. Dia berharap, dengan berdirinya Museum Batak dapat menarik wisatawan lebih banyak ke Danau Toba. Dengan demikian, banyak maskapai penerbangan tertarik membuka kembali penerbangan dari dan ke Silangit. Bandara Silangit di Tapanuli Utara hanya berjarak sekitar 25 menit perjalanan ke Balige atau satu jam perjalanan ke Parapat, jantung wisata Danau Toba.
”Soalnya masalah penerbangan ini adalah masalah pasar. Kalau pasarnya ramai, tentunya banyak maskapai penerbangan tertarik. Kami sendiri sedang meyakinkan pemerintah pusat untuk memperbaiki kondisi Bandara Silangit,” kata Nuruddin.
Parlindungan Purba, anggota Dewan Perwakilan Daerah, menambahkan, untuk menggairahkan wisata Danau Toba tidak hanya perlu perbaikan transportasi udara. Infrastruktur transportasi darat pun perlu mendapat perhatian serius.
”Sudah waktunya ada tol dari Medan ke Pematang Siantar atau Parapat,” kata Parlindungan yang sering terjebak macet saat menuju Medan ke Parapat atau Balige itu.