Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekali Panen Untung Rp 60 Juta

Kompas.com - 21/01/2011, 09:31 WIB

KOMPAS.com — Dalam setahun, Suhaemi (41), petani belimbing di Sawangan, Depok, Jawa Barat, bisa panen tiga kali. Melalui Koperasi Belimbing ia memasarkan produknya ke hipermarket Carrefour, toko buah Total, serta beberapa gerai di Bandung dan Yogyakarta.

Dalam sekali panen ia bisa mengantongi Rp 100 juta dari 200 pohon belimbing di lahan 9.000 meter persegi miliknya. Satu pohon menghasilkan 50 kilogram (sekitar 500 buah belimbing). Harga jualnya Rp 1.000 per buah, dengan perhitungan Rp 400 modal dan Rp 600 keuntungan per buah. Melihat angka sebesar itu, hasil penjualan belimbing cukup menggiurkan.

Menghasilkan belimbing dewa dengan ukuran layak jual tidaklah mudah. Suhaemi bahkan harus berkeliling dari Garut, Jawa Barat; Sleman, Yogyakarta; dan Malang, Jawa Timur; untuk menimba ilmu menanam dan merawat tanaman buah yang baik. Meskipun varietasnya berbeda di setiap daerah, masalah sistem irigasi, pemberantasan hama, atau pengolahan tanah hampir sama. Pengetahuan itulah yang kemudian ia terapkan dalam budidaya belimbing dan ternyata berhasil. "Pendapatan itu sepadan dengan perawatan buah ini dari awal sampai panen," ucap Suhaemi.

Panen tergantung pesanan

Berbeda dengan kebanyakan buah konsumsi, belimbing tidak mengenal musim, setiap saat bisa berbuah. "Kuncinya adalah pasokan air. Apalagi, 80 persen daging buah belimbing mengandung air. Kalau air cukup, pohon akan terus berbuah," ujar Suhaemi yang memulai budidaya belimbing sejak tahun 1989.

Tak ada resep khusus dalam budidaya belimbing. Sebelum menanam, tanah diolah terlebih dulu. Jarak tanam antarpohon sekitar 7 meter. "Bibit ditanam dengan lebar lubang 1 meter dan kedalaman 70 sentimeter," katanya. Tanah kemudian diberi pupuk kandang dan sedikit NPK mutiara. Pupuk kandang ini membuat buah belimbing terasa manis. Umur dua tahun, belimbing sudah mengeluarkan buah sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Namun, untuk menghasilkan 50 kg buah per pohon biasanya perlu lebih dari lima tahun.

Agar belimbing cepat berbunga, batang pohonnya disemprot dengan perangsang buah. "Batang pohon juga harus dibersihkan dari ranting yang tidak produktif . Sebab, buah yang menempel di batang butuh penyinaran matahari paling tidak tujuh jam agar cepat pembungaan," papar Suhaemi. Setelah berbunga dalam rentang waktu tiga mingu sampai satu bulan, muncul buah belimbing kecil. Sebulan kemudian buah sudah bisa dibungkus dengan mulsa. Agar belimbing yang dihasilkan lebih berkualitas, baik rasa maupun besarnya, dilakukan penjaringan. Jumlahnya juga dibatasi. Satu pohon biasanya hanya 500 buah.

Buah belimbing bisa dipanen setelah umur 35-40 hari (indeks 3-4) atau umur 45-50 hari (indeks 4-5) dihitung dari masa pembungkusan. "Memanennya tinggal mengikuti konsumen. Seperti toko buah di Bandung, mereka ingin yang masih hijau (indeks 3-4), sedangkan Carrefour maunya yang sudah berwarna kuning (indeks 4-5)," ungkapnya. Total dari masa pembungaan sampai panen memakan waktu 3,5 bulan.

Tambah modal

Untuk mengembangkan usahanya, tahun 2007 Suhaemi meminjam dana PKBL dari Bank Mandiri Rp 20 juta. "Sekarang saya sudah memasuki tahun ke-3 dan hampir lunas," ujarnya tersenyum. Dana tersebut untuk mengembangkan lahan dan menambah produktivitas belimbing. Sisanya ia gunakan untuk bertanam jambu biji merah dan bangkok putih. la bersyukur selama ini tidak pernah telat membayar cicilan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Work Smart
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com