Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bermodal Kepercayaan, Omzet Ratusan Juta

Kompas.com - 09/02/2011, 11:36 WIB

Kendala-kendala itu antara lain, kenaikan harga bahan baku timah yang mencapai 500 persen, persaingan yang tidak sehat, dan perubahan model bangunan yang mengarah ke bentuk minimalis. "Akibat perubahan model ini, omzet turun 50 persen," ujarnya.

Soal persaingan yang tidak sehat, lebih karena kekurangpahaman konsumen terhadap produk kaca hias. Ia mengatakan, banyak konsumen terpaku pada harga, padahal banyak hal yang mempengaruhi harga kaca hias.

Ditambah, tidak ada standar kaca hias yang membuat harga produk ini di tangan pengusaha satu dengan lainnya bisa memiliki selisih hingga ratusan persen. "Konsumen memesan tapi tidak tahu bahan dan desainnya, sehingga bisa saja dapat harga tinggi atau sangat murah," kata Andri.

Kaca hias, menurutnya, adalah pekerjaan tangan yang membutuhkan keahlian dan jiwa seni yang tinggi. Berbeda dengan produk massal yang berharga murah. Semakin rumit desain dan seninya, semakin mahal pula harga yang ditawarkan.

Persaingan usaha kaca hias membikin pengusaha seperti Andri yang mengutamakan kualitas, tidak bisa mempertahankan harga produk. Mereka kalah bersaing dengan pengusaha yang mendahulukan harga murah dengan bahan seadanya.

Andri membanderol kaca hias buatannya dengan harga Rp 1,25 juta hingga Rp 3,5 juta per meter persegi (m2). Sedangkan, untuk grafir, harganya Rp 550.000 tiap m2 dengan ketebalan 5 mm. "Penambahan ketebalan akan menambah harga Rp 100.000," ujar dia.

Persaingan tidak sehat ini, Andri bilang, semakin memperburuk penurunan omzet pengusaha kaca hias. Akibatnya, tak sedikit pelaku usaha yang gulung tikar. Ia menghitung, dulu pada 1999 ada sekitar lima sampai 10 pemain di Malang. Jumlah itu kemudian berkembang menjadi sekitar 60 perajin. "Dulu sampai sempat ada Asosiasi Pengrajin Kaca Malang Raya," ujarnya.

Seiring berjalannya waktu, 60 pemain itu kini tinggal kurang lebih 20 pengusaha saja. "Yang gulung tikar terutama yang kurang profesional," katanya.

Dari ke-20 pengusaha ini, saat ini, banyak juga yang tidak berproduksi terus menerus. Mereka berproduksi jika mendapat pesanan, sehingga lebih sebagai pekerjaan sampingan.

Untuk mensiasati penurunan omzet, Andri kemudian membuat divisi kaca template atau safety glass termasuk jasa pemasangan kaca. Selain itu, ia juga menyesuaikan desain kaca sehingga lebih cocok dipasang untuk rumah-rumah tipe minimalis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Whats New
Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 20 Mei 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Harga Bahan Pokok Senin 20 Mei 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Simak, Ini Cara Cek Lolos Tidaknya Seleksi Prakerja 2024

Simak, Ini Cara Cek Lolos Tidaknya Seleksi Prakerja 2024

Whats New
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Senin 20 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Senin 20 Mei 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com