Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Juragan Lintah Beromzet Jutaan Rupiah

Kompas.com - 11/02/2011, 10:38 WIB

Alasan lain Midin berkongsi dengan mitra di daerah adalah untuk mendapat hasil yang maksimal. Sebab, lintah perlu suasana yang sunyi dan minim gangguan. Cuaca di pinggiran Jakarta yang penuh polusi, misalnya, sudah tidak cocok lagi untuk tempat hidup clan berkembang lintah. "Lintah kan tidak bisa hidup di air berkaporit," imbuhnya. Air tempat hidup si lintah haruslah air tanah.

Selama ini, Midin membudidayakan lintah di kolam-kolam dan bak buatan. Tetapi, binatang pengisap darah ini juga bisa dikembangbiakkan di dalam kolam kanvas dan polytank. Hanya saja, kolam-kolam ini harus diisi tanah, bebatuan, dan tanaman seperti eceng gondok agar si lintah betah. Lintah juga harus dijauhkan dari polutan. seperti tembakau, cat, tiner, garam, dan alkohol. Polutan-polutan ini bisa mengakibatkan lintah mati.

Hingga kini, 50 petani lintah yang tersebar di Sumatra, Kalimantan, Bali, Lombok, dan Papua sudah menjadi mitra Enha. Midin bilang, sistem kerjasama yang ditawarkannya sangat menguntungkan. Mitra Enha wajib memasok lintah yang dalam tiga bulan pertama tidak ditentukan jumlah minimalnya. Midin akan membeli lintah-lintah itu seharga Rp 3.000 per ekor dikurangi biaya 30 persen. "Setiap lintah saya beli dengan harga Rp 2.100," katanya.

Dengan kemitraan ini, Midin tak Iagi kesulitan mencari pasokan lantaran para mitra rata-rata mengirim 5.000 lintah per bulan. Omzet mitra Enha sekitar Rp 10 juta sebulan. Sementara, Midin bisa mengumpulkan 500.000 lintah dari pelbagai sumber. la mengatakan, saat ini, pasokan lintah dari para mitra sekitar tiga perempat dari total produksi Enha Farm setiap bulannya.

Kerjasama dengan para mitra ini tak berhenti sampai di situ saja. Setelah lewat waktu percobaan tiga bulan kemitraan. Alidin menetapkan target setoran lintah. Tujuannya. agar bisnis berjalan lebih stabil. Namun hingga kini, ia belum menentukan jumlah minimal setoran lintah itu.

Sukses dengan kemitraan tahap pertama, Midin berniat kembali membuka pendaftaran untuk kerjasama dengan mitra Enha baru. "Mungkin dalam waktu dua tiga bulan ke depan," ujarnya.

Kemitraan baru ini sangat penting. Soalnya, meski pasokan lintah makin bertambah, permintaan lintah kering untuk pelbagai pasar masih besar. Kalau kapasitas produksinya bertambah, ia bakal bisa memenuhi pesanan industri kosmetik di China dan Korea Selatan. "Saat ini, terutama China sedang gencar-gencarnya mengembangkan produk turunan lintah untuk kecantikan," imbuh Midin.

Ia menambahkan, potensi pasar lintah kering di Negeri Tembok Raksasa mencapai enam ton per bulan. Namun, kalau tidak bisa memenuhi permintaan secara kontinyu, ia tidak bisa mengekspor lintah kering ke China. Selain berkongsi dengan mitra, Midin juga akan menambah produksi lintah dengan menambah lahan milik sendiri. Ia mengincar lahan seluas 12 hektare di Sukabumi. Namun, dia masih terkendala masalah dana. "Usaha lintah kan termasuk usaha yang aneh, jadi kami sulit mencari pendanaan," katanya yang masih mengandalkan modal sendiri. (Rivi Yulianti/Wahyu Tri Rahmawati /Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Migas Elnusa Bakal Tebar Dividen Rp 201 Miliar

Emiten Migas Elnusa Bakal Tebar Dividen Rp 201 Miliar

Whats New
Kewajiban Sertifikat Halal bagi UMKM Ditunda hingga 2026

Kewajiban Sertifikat Halal bagi UMKM Ditunda hingga 2026

Whats New
BW Digital dan Anak Usaha Telkom Bangun Sistem Komunikasi Kabel Laut Hubungkan Australia, RI, Singapura

BW Digital dan Anak Usaha Telkom Bangun Sistem Komunikasi Kabel Laut Hubungkan Australia, RI, Singapura

Whats New
Garuda Indonesia Hentikan Sementara Operasional Pesawat yang Alami Insiden Mesin Terbakar

Garuda Indonesia Hentikan Sementara Operasional Pesawat yang Alami Insiden Mesin Terbakar

Whats New
IHSG Diperkirakan Akan Melemah, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Akan Melemah, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Ditopang Data Inflasi AS, Wall Street Berakhir di Zona Hijau

Ditopang Data Inflasi AS, Wall Street Berakhir di Zona Hijau

Whats New
Masih Terkendali, Inflasi AS Bulan April Turun Jadi 3,4 Persen

Masih Terkendali, Inflasi AS Bulan April Turun Jadi 3,4 Persen

Whats New
Fitch Ratings Proyeksi Defisit Anggaran Pemerintahan Prabowo-Gibran Melebar Dekati 3 Persen

Fitch Ratings Proyeksi Defisit Anggaran Pemerintahan Prabowo-Gibran Melebar Dekati 3 Persen

Whats New
RI Raup Rp 14,8 Triliun dari Ekspor Tuna, Pemerintah Harus Jaga Populasinya

RI Raup Rp 14,8 Triliun dari Ekspor Tuna, Pemerintah Harus Jaga Populasinya

Whats New
OJK Sebut Porsi Pembiayaan Kendaraan Listrik Baru 0,01 Persen

OJK Sebut Porsi Pembiayaan Kendaraan Listrik Baru 0,01 Persen

Whats New
Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren Masuk Tahap Evaluasi Awal

Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren Masuk Tahap Evaluasi Awal

Whats New
[POPULER MONEY] 2.650 Pekerja Pabrik di Jabar Kena PHK dalam 3 Bulan Terakhir | Percikan Api Bikin Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara

[POPULER MONEY] 2.650 Pekerja Pabrik di Jabar Kena PHK dalam 3 Bulan Terakhir | Percikan Api Bikin Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara

Whats New
Mesin Pesawat Garuda Terbakar Usai 'Take Off', Kemenhub Lakukan Inspeksi Khusus

Mesin Pesawat Garuda Terbakar Usai "Take Off", Kemenhub Lakukan Inspeksi Khusus

Whats New
Apa Itu Saham Syariah? Simak Pengertian dan Karakteristiknya

Apa Itu Saham Syariah? Simak Pengertian dan Karakteristiknya

Earn Smart
Simak 3 Tips Melunasi Pinjaman Online secara Efektif

Simak 3 Tips Melunasi Pinjaman Online secara Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com