Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Ubah Dunia, Ubahlah Diri Sendiri

Kompas.com - 22/02/2011, 10:38 WIB

Mengandalkan kekuatan riset dan 37 peneliti di Martha Tilaar's Innovation Center (MTIC), Martha sukses memproduksi merek kosmetika, perawatan tubuh, spa, dan jamu yang dikenal hingga mancanegara. Sebut saja Sariayu, Caring, Belia, Rudy Hadisuwarno Cosmetics, Biokos, Professional Artist Cosmetics (PAC), Aromatic, Jamu Garden, dan Dewi Sri Spa. Sebagai korporasi, Martha Tilaar Group juga berhasil meraih ISO 9001, ISO 14000, dan Sertifikasi GMP di Asia pada 1996.

Prinsip berbagi yang melandasi bisnis kecantikan Martha Tilaar diwujudkan dalam bentuk pemberdayaan, terutama bagi perempuan. Maklum, 70 persen dari 5.000 karyawan Martha Tilaar Group adalah perempuan. Tak sedikit di antara kaum hawa ini yang mendapatkan kesempatan belajar dan sekolah cuma-cuma untuk mengembangkan dirinya. Mulai pekerja di ranah rumah tangganya hingga ahli seperti peneliti di perusahaannya. Martha tak sungkan mengirim peneliti belajar etnobotany ke Perancis dan medical antropology di Leiden, Belanda. "Pendekatan sains dibutuhkan untuk mengembangkan produk lokal," katanya.

Fokus

Satu lagi kunci sukses bisnis Martha Tilaar, fokus pada satu bidang, yakni kecantikan. "Saya mulai bisnis dari salon, lalu sekolah, pabrik, distribusi yang semuanya bergerak di bidang kecantikan," ujar ibu dari Bryan David Emil Tilaar, Pingkan Engelien Tilaar, Wulan Maharani Tilaar, dan Kilala Esra Tilaar.

Konsistensi yang terjaga sejak awal bermimpi mempercantik perempuan Indonesia nyatanya membawa segudang pencapaian bagi Martha, sebagai individu maupun korporasi. Januari 2011 lalu, Martha Tilaar Group terpilih sebagai salah satu perusahaan role model untuk menjalankan platform Global Compact Lead inisasi Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon. Sebelumnya, 20 Mei 2010, Kementerian Hukum dan HAM menobatkan Dr Martha Tilaar sebagai duta pendidikan dan pelatihan ham. Konsistensinya dalam bisnis kecantikan juga memberikan Martha sejumlah penghargaan entrepreneurship.

Berbagai inovasi, Martha Tilaar Group juga melahirkan prestasi seperti PR Award untuk Kampoeng Djamoe dan sejumlah penghargaan lainnya untuk berbagai produk kosmetika inovasinya.  "Bisa menjadi role model yang diakui PBB adalah sebuah pencapaian. Selain juga meyakinkan anak muda bahwa mereka bisa mengembangkan apa saja dari lingkungannya," kata penulis sejumlah buku, yang satu di antaranya berjudul "Kecantikan Perempuan Timur" ini.

Kepedulian Martha dalam menjalankan bisnis dengan melestarikan lingkungan dan kearifan lokal, juga dilirik organisasi lingkungan. Martha berpartisipasi aktif dalam World Wild Fund Indonesia (WWF) dan Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) sebagai board of trustees.

Mental "djitu" menjawab tantangan

Membangun entrepreneurship harus dibekali mental "djitu", tegas perempuan yang melahirkan anak pertama di usia 42 tahun setelah 16 tahun menikah. Mental "djitu" inilah yang menguatkan bisnis dan dirinya dalam menghadapi berbagai kendala. Bagaimanapun, kesuksesan yang dinikmati saat ini bukan didapati tanpa hambatan dan tantangan. Sepanjang perjalanan, hambatan dari luar lebih menjadi kendala bisnis Martha Tilaar. Keharmonisan hubungan dalam keluarga, profesionalisme dan sikap saling menghargai yang dibangun sebagai budaya kerja melatari kesuksesan Martha Tilaar Group.

Sementara menyambut tantangan di era perdagangan bebas dengan AFTA, Martha sudah bersiap dengan berbagai inovasi. Sistem kerja sama dengan konsep franchise dipilih Martha untuk mempromosikan produk lokal ke tingkat dunia. Melalui Martha Tilaar Shop, produk lokal dari dapur riset Martha diyakini akan mendunia. Kematangan bisnis ini juga lah yang membuat Martha percaya diri  memasuki lantai bursa pada akhir 2010 lalu.  "IPO Martha Tilaar (PT Martina Berto-RED) over subsrcibe," katanya bangga.

Ke depan dana ini akan dimanfaatkan untuk meningkatkan riset dan pengembangan produk, pembangungan pabrik baru di Cikarang, selain juga mengembangan Martha Tilaar Shop di Asia Pasifik. "R&D perlu terus dikembangkan untuk menghasilkan produk yang bisa memenuhi kebutuhan perawatan kulit Asia. Kita jangan menjadi katak dalam tempurung," jelas Martha yang siap dan yakin dengan bisnis kecantikannya menyongsong era AFTA 2015 nanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com