Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengolah Sampah Menjadi Uang

Kompas.com - 22/02/2011, 13:39 WIB

KOMPAS.com — Ibu Kidem (58) tampak serius dengan mesin jahit di hadapannya. Sesekali dia menggunting sisa benang, kemudian kembali menginjak pedal dan mulai menjahit.

Tidak seperti para pejahit yang biasanya menjahit kain untuk dibuat menjadi pakaian, Kidem sedang menjahit potongan-potongan berbagai kemasan produk yang terbuat dari plastik untuk dijadikan tas.

Mendaur ulang sampah kemasan produk berbahan plastik adalah usaha yang baru saja digeluti Kidem. Dia tidak pernah menyangka jika kemasan plastik yang dulu selalu dia buang ternyata bisa diolah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

"Saya mulai mendaur ulang sampah sejak tahun 2008. Merintis dari nol dan waktu itu ada yang mengajarkan dari warga sekitar yang sudah lebih dulu bisa. Iseng aja ikut pelatihan, lalu saya tertarik dan mulai mencoba usaha ini," kata Kidem saat ditemui di Jalan Delima, Kelurahan Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (21/2/2011).

Bukan proses yang mudah untuk mendaur ulang sampah menjadi produk yang bisa digunakan kembali, butuh waktu hampir seminggu untuk membuat satu buah tas ukuran besar. Menurutnya, sampah kemasan plastik yang dikumpulkan harus dibersihkan terlebih dahulu.  Proses pencucian bahan dasar (sampah kemasan plastik) hingga pengeringan memakan waktu empat hari, kemudian bahan dasar dipotong menurut pola yang ingin dibentuk, baru dijahit.

"Kami nyuci-nya gak sembarangan, kami rendam, kucek, dikasih pemutih supaya gak bau. Namanya juga ngambil bahannya dari tempat sampah, jadi harus benar-benar bersih mencucinya," kata Kidem.

Proses menjahit pun tidak mudah, bahan dasar tidak langsung dijahit begitu saja. Untuk membuat tas, dia membutuhkan lebih dari 100 lembar bahan dasar, hal ini dikarenakan untuk satu lembar bahan dasar hanya bisa mendapatkan dua hingga tiga lembar potong pola.

"Itu kalo bahan dasarnya ada, tetapi kadang kita harus menunggu dulu karena tidak semua kemasan plastik cocok, baik dari segi model maupun warna. Oleh karena itu, harus sabar," tutur Kidem yang mengaku mendapatkan bahan dasar dari Koperasi Bank Sampah yang ada di kampungnya binaan Yayasan Unilever Indonesia.

Koperasi Bank Sampah dikelola secara mandiri oleh warga Jalan Delima III. Secara rutin warga mengirimkan sampah yang telah dipilah untuk ditimbang dan dijual. Dari sinilah Kidem mendapatkan bahan dasar untuk usahanya. Selain lebih murah, dia tidak perlu jauh-jauh mencari bahan.

Karena faktor usia, Kidem tidak menjalani usaha ini sendirian, dia mengajak keempat temannya untuk turut bekerja. Biasanya keempat temannya mendapatkan tugas mencuci bahan dasar, mengeringkan, menggambar, dan menggunting pola. Untuk urusan jahit-menjahit diserahkan kepada Kidem.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com