Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketut Widana dan "Magic Chocolate"

Kompas.com - 20/03/2011, 09:18 WIB

Mulailah pada Februari 2007, ia bersama temannya itu membuat sendiri permen cokelat dengan bentuk mungil dan sederhana seperti bentuk hati dengan diberi pegangan sebanyak 500 buah. Mereka pun mengawalinya dengan menitipkan hasil olahannya ke beberapa toko di Gianyar dan Denpasar.

Tetapi, jangan salah, Widana pun tak segan-segan menerima dan mengantarkan pesanan permen cokelat itu ke rumah pemesan. Bahkan, ia pun punya pengalaman menarik dengan mengantar permen cokelat berbentuk hati ke sekolah sang pemesan. ”Bayangkan, ternyata, permen cokelat pesanan yang saat itu harganya tidak lebih dari Rp 10.000 itu saya antar dan dipakai untuk menyatakan cinta kepada perempuan incaran hatinya. Sekarang jika saya mengingatnya, saya tertawa sendiri,” ujarnya sambil tertawa.

Rasa olahan permen cokelat Widana yang berbanderol Magic Chocolate ini pun berkembang dari cokelat murni, cokelat bercampur mete, cokelat kismis, sampai cokelat berduet dengan kemiri. Hmmm... rasanya memang tak kalah nikmat dengan cokelat buatan luar negeri.

Soal kemasan, ia bisa dikatakan menjadi salah satu pemimpin dari kemasan produk lain, termasuk dari luar negeri. Magic Chocolate produksi UD Utami ini mudah dicari karena memiliki ciri khas di pembungkusnya yang memasang foto-foto budaya dan seni Pulau Dewata, antara lain tarian barong, pendet, baju adat, lokasi obyek wisata. Satu lagi, kalau membeli jangan lupa membalik kotaknya. Mengapa? Foto yang terpajang di depan kemasan terdapat penjelasannya di balik kemasannya.

”Kemasan ini pun menginspirasi saya mengapa tidak sekaligus mempromosikan pariwisata Bali. Saya memiliki kemampuan berbahasa asing dan memiliki pengalaman menjadi pemandu wisata. Informasi pariwisata itu dibutuhkan di mana saja dalam kesempatan apa saja. Jadi, kemasan pun bisa menjadi media bagus untuk promosi tanah kelahiran saya. Nah, jadilah seperti sekarang ini dengan jumlah sekitar 30 desain kemasan untuk 30 rasa berbeda,” jelasnya antusias.

Berbicara mengenai harga, Widana belum mau menjualnya sama dengan produk cokelat asing. Meskipun rasa dan kualitasnya tidak kalah bersaing. Harganya bervariasi sesuai rasanya dan ukuran kotak mulai dari Rp 5.000 per biji hingga sekitar Rp 400.000 per kotak. Alasannya, ia masih dalam tahap mengenalkan produk cokelatnya yang sekarang baru berusia empat tahun.

Menurut dia, harga yang murah tidak selalu mencerminkan produk itu murahan. Baginya, kepuasan pelanggannya dan mampu terus menggaji karyawannya, itu sudah kelegaan. Artinya, usahanya berjalan lancar dan laku. Tujuannya, siapa pun yang mencicipi cokelatnya bisa terkejut dan mengatakan, rasanya memang magic di mulut. Itu dulu terwujud.

Magic Chocolate bisa unjuk gigi dengan berproduksi lebih dari 30.000 kotak per bulan. Tetapi, inovasi rasa bagi Widana tak kan pernah ada akhirnya. Cita-citanya pun ingin memiliki pabrik cokelat yang semuanya bahan baku dari Pulau Dewata kelahirannya. Oleh karena itu, ia pun memotivasi dirinya dengan tak segan mengatakan ini cokelat asli, asli Bali, Bli!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com