Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan "Merusak" Ekonomi

Kompas.com - 14/04/2011, 07:39 WIB

KOMPAS.com - Nyaris di tiap tikungan di kawasan Malangbong, Jawa Barat, truk pembawa peti kemas ukuran 40 kaki harus membayar pungutan liar. Walau mungkin, awak truk dengan ”rela hati” menyerahkan pungutan liar kepada preman penunggu jalan supaya perjalanan lebih lancar.

Awak truk ”rela” sebab preman memang dibutuhkan untuk menyetop lalu lintas dari arah berlawanan supaya truk kontainer dapat bermanuver aman. Itu karena tikungan-tikungan di kawasan Nagrek-Limbangan-Malangbong ternyata beradial sangat kecil. Kejadian pada hari Sabtu (9/4/2011) dini hari lalu itu baru dipahami saat mengikuti manuver truk-truk kontainer.

Jalan di Indonesia—ambil contoh antara Bandung dan Ciamis—lebih banyak kelokannya daripada jalur lurus. Sudah begitu, lebar jalan nasional di jalur selatan Jawa maksimal hanya 11 meter, Di beberapa titik bahkan hanya tujuh meter. Jadi, saat sebuah truk berbelok pasti bagian depannya akan menyundul kendaraan dari arah berlawanan.

Infrastruktur jalan di negeri ini memang boleh dikata buruk, sempit, banyak halangan, dan berlubang-lubang. Dan, kerusakan ini terjadi dekat sentra ekonomi di Pulau Jawa. Jalan Jepara dan Demak, Jawa Tengah, misalnya, penuh lubang. Tidak mengherankan bila produk Jepara sulit bersaing.

Di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, jalan-jalan kabupaten juga terpantau rusak. Tentunya, buruknya infrastruktur itu mempermahal biaya logistik sehingga melemahkan daya saing produk agrobisnis.

Mungkin ada salah pandang di negeri ini ketika pembangunan jalan dihitung untung-ruginya. Dengan begitu, wajar bila jalan raya dan jalan tol tidak akan dibangun bila tidak menguntungkan birokrat dan investor. Padahal, cara berpikir seharusnya, perekonomian dapat bangkit dan tumbuh karena adanya jalan.

Tampak sekali, meski ada dominasi warga keturunan China terhadap perekonomian di Nusantara ini, ironisnya kita tak belajar dari pepatah kuno China, yang berbunyi, ”Ni yao caifu ni xian zuo lu” atau bila ingin makmur bikin jalan dulu.

China sampai detik ini masih dengan ”kecepatan penuh” membangun 25 kilometer jalan baru per hari. Tak ada sepersepuluhnya di Indonesia.

Sementara Korea telah mengajarkan supaya jangan setengah-setengah membangun infrastruktur jalan. Korea tanpa ragu menyubsidi pendapatan minimum Jembatan Tol Incheon hanya supaya pembangunan akses jalan penghubung antara Bandara dan Pelabuhan Incheon menjadi layak finansial.

Bagaimana di Indonesia? Tampaknya, subsidi pemerintah terhadap pendapatan minimum tol hanyalah sekadar mimpi di siang bolong. Pemerintah dengan tegas menolak mentah-mentah subsidi itu dan setegas itu pula ”penolakan” investor tanpa memperhitungkan lagi volume kendaraan yang ada. Padahal, jalan tol tadi adalah urat nadi perekonomian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Bakal Diumumkan Hari Ini, Ekonomi Indonesia Diramal Masih Tumbuh di Atas 5 Persen

Bakal Diumumkan Hari Ini, Ekonomi Indonesia Diramal Masih Tumbuh di Atas 5 Persen

Whats New
Panduan Bayar Tagihan IndiHome di Indomaret dan Alfamart

Panduan Bayar Tagihan IndiHome di Indomaret dan Alfamart

Spend Smart
Simak Cara Melihat Nomor ShopeePay yang Terdaftar

Simak Cara Melihat Nomor ShopeePay yang Terdaftar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com