Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diponegoro, Pejuang Legendaris...

Kompas.com - 14/04/2011, 16:29 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

"Beliau tinggal 1.000 meter dari makam di Kompleks Perumahan Pangeran Diponegoro di Jalan Wahidin. Tadinya hutan semua, di sini bisa kelihatan benteng Fort Rotterdam," katanya. Pangeran Diponegoro ditawan di benteng tersebut. Hamzah menceritakan Pangeran Diponegoro sangat dihormati penduduk setempat bahkan orang Belanda sendiri.

"Saya dengar cerita-cerita dari keluarga, Pangeran Diponegoro dihormati sekali oleh Belanda. Jadi luar biasa sekali perlakuannya walaupun sebagai tawanan," kisahnya. Pada tahun 1865, RA Ratna Ningsih meninggal dan menyerahkan perawatan makam kepada anaknya yang ketiga.

"Tidak selalu anak pertama. Setelah itu anak ketiga punya anak yang ketiga. Dia yang diamanatkan. Yang mana yang diamanatkan dipilih dan dilihat dari mata batin," jelas Hamzah. Istri dan anak-anak Pangeran Diponegoro hingga akhir hayat tidak pernah lagi menginjakkan kaki di tanah Jawa. Keenam anak menikah dengan orang Makassar atau Bugis.

"Anak ketiga menikah dengan anak raja Bugis. Yang perempuan menikah dengan anak seorang raja Makassar. Semua nikah di sini. Istri dan anak-anak pernah meminta izin pada Belanda untuk kembali ke Jawa tapi tidak diberi izin. Karena khawatir timbul gejolak dan perang lagi," tuturnya. Cucu dan cicit Pangeran Diponegoro pun sudah berbaur dengan masyarakat setempat. Walau begitu, keturunan laki-laki tetap menggunakan nama belakang "Diponegoro".

"Saya sendiri belum pernah ke Jawa. Tapi saudara-saudara lain sudah ada yang tinggal di Jawa," katanya. Sementara itu, hubungan silaturahmi dengan Kesultanan Yogyakarta pun tetap berjalan.

Gapura ala Jawa sebagai pintu masuk makam akan menjadi petunjuk bagi pengunjung saat mencari makam. Kompleks makam tersebut memang termasuk kecil, hanya sekitar lima kali lima meter. Jika Anda ingin nyekar ke makam Pangeran Diponegoro, pastikan datang di pagi atau siang hari untuk bisa bertemu juru kunci dan mendengarkan kisah-kisah mengenai Pangeran Diponegoro. Pengunjung tidak dikenakan tiket masuk. Namun tak ada salahnya Anda memberikan sumbangan di kotak amal yang tersedia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com