Setelah itu, Azira langsung menunjuk ke jembatan lengkung yang berada di sisi kanan stasiun pemberhentian. Jembatan yang ditopang dengan satu tiang setinggi 82 meter dan berada di ketinggian 100 meter di atas laut ini menawarkan pengalaman mendebarkan. Pijakannya pun seolah tersusun dari papan-papan yang disambungkan dengan kerangka jembatan.
Maka dari sekian banyak jembatan goyang yang pernah saya coba, inilah jembatan yang goyangannya memicu adrenalin. Dari atas sini, saya memiliki sudut pandang lebih luas untuk menikmati keindahan alam yang terbentang di depan. Panorama puncak pegunungan, berpadu indah dengan hamparan laut di bawahnya, merupakan bonus yang didapat para pengunjung begitu menjejakkan kaki di atas jembatan.
Jembatan sepanjang 125 meter ini dibangun mulai tahun 2004 oleh arsitek dari Jerman selama sekitar tiga tahun. Jembatan tersebut juga telah mengantongi beberapa penghargaan di bidang konstruksi, dan tercatat sebagai jembatan pejalan kaki melengkung terpanjang di dunia.
Sepulang dari Langkawi Cable Car, saya dan dua teman wartawan dari Kantor Berita Antara dan majalah Fashion Pro menikmati sore hari di Daratan Lang, dan berpose di bawah patung burung elang berukuran raksasa yang menjadi maskot kepulauan Langkawi. Harap maklum, Langkawi sejak dulu dikenal sebagai tempat tinggal kawanan burung elang.
Di pulau ini, terdapat satu pengalaman wisata memberi makan burung elang yang akan saya ceritakan di tulisan berikutnya. (Bersambung)