Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garugiwa, Peniru Ulung Suara Satwa Danau Kelimutu

Kompas.com - 19/05/2011, 04:10 WIB

Warna bulu

Bulu kepala sampai leher bagian belakang berwarna hitam, bagian bawah berwarna kuning kecoklatan, sedangkan bagian atas dan sayap berwarna kuning kecoklatan, lebih tua dibanding bagian bawah. Bagian ekor berwarna hitam, tetapi tak segelap warna bulu di kepalanya. Paruh berwarna hitam dengan garis putih pada bagian tengah paruh. Selain itu, terdapat pula bulu berwarna hitam di bagian leher sebelah bawah.

Bulu bagian atas kadang kala membentuk jambul saat berkicau dengan suara keras, dan leher bagian depan tanpa bulu dan berwarna merah (semacam gelambir) yang menggelembung saat berkicau. Dari referensi www.arkive.org, burung garugiwa jenis betina tidak mempunyai gelambir di lehernya.

Apabila dilihat dari morfologinya, dari susunan kaki, burung garugiwa termasuk kategori jenis burung bertengger (perching bird). Jari kaki bagian depan terdapat tiga buah, dan satu di bagian belakang. Pada bagian depan, jari tengah lebih panjang, dan dua jari belakang panjangnya sama. Jari depan dan belakang mencengkeram ranting atau batang pohon saat bertengger. Sementara dari bentuk paruhnya, garugiwa termasuk burung pemakan serangga. Burung ini juga jenis burung penyendiri (soliter). Kala aktif, garugiwa suka berada pada tajuk atas dan tengah pohon dengan ketinggian lebih dari 10 meter.

Dari penelitian yang dilakukan oleh tim dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang diketuai oleh Djuwantoko, dari 2 titik yang diamati dengan total kawasan yang disurvei 20,86 ha, diketahui populasi burung garugiwa di TN Kelimutu sebanyak 21 ekor atau satu ekor setiap hektar.

Selama berkicau, burung ini bergerak antarpohon pada luasan sekitar 500 meter persegi. Namun, selama pengamatan oleh tim yang berjumlah 8 orang (5 anggota tim ahli dan 3 pemandu lapangan) itu, burung garugiwa jenis betina tidak dijumpai. Penelitian yang dilakukan tahun 2009 itu mengenai tempat-tempat menarik bagi wisatawan untuk menikmati kehidupan burung garugiwa di kawasan Taman Nasional Kelimutu.

Menurut Kepala Balai Taman Nasional Kelimutu Sri Mulyani, sampai sejauh ini belum banyak penelitian yang lebih spesifik mengenai burung garugiwa. ”Penelitian yang dilakukan tahun 2009 lebih mengenai titik-titik tertentu untuk dapat mengamati burung garugiwa dari tempat yang strategis. Sedangkan populasinya berapa, daya jelajahnya sejauh mana, sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Kami merencanakan melakukan penelitian seputar hal itu bekerja sama dengan ahlinya atau akademisi,” kata Sri Mulyani.

Tim dari UGM itu merekomendasikan, salah satu hal yang penting—mengingat burung garugiwa merupakan satwa yang unik dan langka—diperlukan upaya perlindungan terhadap populasi burung ini dengan melarang keras perburuan dan perusakan habitatnya. Selain itu, kawasan dalam satu teritori tempat burung garugiwa bertengger, breeding atau tempat bersarang, harus diupayakan bebas dari segala gangguan. Rekomendasi ini perlu diperhatikan serius oleh TN Kelimutu supaya burung arwah ini tidak punah.

Yang jelas, saat ini kalau Anda berwisata ke Danau Kelimutu, Anda tak hanya dapat menikmati panorama indahnya matahari terbit dari puncak Gunung Kelimutu (1.690 mdpl) atau warna-warni 3 kawah danau yang memukau, tapi Anda juga dapat menyaksikan keindahan warna bulu dan kicau burung garugiwa.

Klang, klang, klang, klang, klang.... Itu adalah suara khas burung garugiwa, yang seakan menyapa Anda: ”Selamat datang di kampung arwah...!” (Samuel Oktora)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com