Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengemas Limbah Kertas Jadi Bisnis Berkelas

Kompas.com - 15/07/2011, 09:00 WIB

Menurut Joko Wahyudi, pemilik Ken Rayi Paper Craft di Solo, pembuatan produk dari daur ulang kertas terbilang mudah asalkan pembuatnya punya jiwa seni. "Semua bisa dipelajari dengan mudah asal telaten," katanya.

Dicka yang baru saja lulus kuliah sependapat dengan Joko. Untuk mempelajari pembuatan produk, kita bisa mencari informasi sebanyak-banyaknya di internet. "Kalau mau belajar langsung juga bisa. Sekarang banyak yang menawarkan pelatihan proses pembuatan kertas daur ulang dan produksinya. Saya dulu memulainya dengan ikut pelatihan," ujarnya.

Joko mengungkapkan, setiap pelaku dalam usaha ini harus memperhatikan selera pasar. Selain itu, mereka kudu mencoba berinovasi sekalipun produk sejenis sudah banyak di pasaran. Misalnya, inovasi dari sisi warna atau hiasannya. Ambil contoh, dari sisi hiasan, si pembuat bisa lebih bermain kombinasi dengan benda-benda unik dan berkesan etnik seperti rempah-rempah, bunga, atau daun kering. Pilihan lain adalah dikombinasikan dengan kain-kain tradisional, seperti batik atau ulos.

Adapun pewarnaan kertas bisa menggunakan warna alam seperti pandan, daun rambutan, atau kunyit. Serat-serat kertas supaya lebih unik bisa dicampur dengan serat nanas atau serat pelepah pisang. Patut diingat, produk-produk semacam ini rawan penjiplakan. Jadi, Anda mesti rutin atau sering-sering melakukan inovasi.

Modal kecil

Untuk menjajal usaha ini, modal yang harus Anda keluarkan tidaklah banyak, antara Rp 1 juta–Rp 3 juta saja. Uang itu digunakan untuk membeli peralatan seperti blender, papan bak kayu, penggaris, ember, cutter, filter, dan alat tulis. Untuk tempat produksi, Anda bisa memanfaatkan ruangan di rumah Anda sehingga bisa hemat ongkos sewa lokasi usaha. Di Jakarta Selatan, sewa tempat ukuran 35 meter persegi berkisar Rp 10 juta–Rp 35 juta per tahun.

Nah, bila ingin merenovasi lokasi produksi, perlu disiapkan uang sekitar Rp 3 juta. "Biaya itu sudah termasuk untuk membeli rak-rak untuk memajang produk," kata Dicka. Untuk melengkapi usaha semacam ini, paling tidak, Anda juga harus memiliki alat transportasi seperti sepeda motor untuk memperlancar usaha.

Menurut Diana, menekan biaya ada baiknya, yakni Anda mendaur ulang kertas sendiri. "Keuntungan yang didapat bisa lebih besar dibandingkan dengan kita membeli kertas daur ulang yang sudah jadi di pasaran," ujarnya.

Asal tahu saja, harga kertas daur ulang ukuran A3 di pasaran seharga adalah Rp 1.500 hingga Rp 2.800 per lembar. Bila dalam sebulan membutuhkan 1.000 lembar kertas, uang yang harus disiapkan sekitar Rp 1,5 juta. Kalau membuat sendiri, dengan uang Rp 200.000–Rp 300.000, Anda sudah bisa menghasilkan kertas sebanyak itu. Harga bahan baku, yakni kertas-kertas bekas atau koran cukup murah. Per kilogram bisa ditebus Rp 1.000. Asumsinya, untuk membuat 1.000 lembar kertas dibutuhkan 100 kg kertas bekas, sehingga Anda hanya perlu mengeluarkan biaya Rp 100.000.

Sisanya uang bisa Anda gunakan untuk membeli pewarna dan bahan serat lain untuk menghasilkan kertas yang bertekstur. "Selain lebih irit, kita bisa menciptakan tekstur kertas yang kita inginkan sehingga produk kita mempunyai ciri khas kertas yang berbeda dengan yang lain," jelas Diana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com