Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciputra dan Burung-burung Liar

Kompas.com - 24/07/2011, 03:45 WIB

Selain mengagumi karya seni, Ciputra amat menggandrungi burung. Namun, dia enggan memelihara burung dalam sangkar, melainkan membiarkan burung-burung itu terbang liar di halaman belakang rumahnya yang asri. Areal rumahnya yang seluas 6.000 meter persegi itu hanya 1.000 meter persegi yang dijadikan bangunan rumah. Oleh karena itu, halaman luas dan rindang menjadi habitat yang menyenangkan untuk burung-burung liar.

”Tak sampai hati mengekang kebebasan burung. Manusia juga tak mau kan dikurung. Burung-burung datang sendiri karena kondisi lingkungan (di sini) memungkinkan. Seperti manusia kan, di mana ada uang, dia datang,” ujar Ciputra sambil terbahak.

Dari pengamatannya, Ciputra bercerita sudah ada sekitar 10 macam burung liar yang gemar mampir di halamannya, di antaranya gereja, kutilang, tekukur, trocok, kepodang, parkit, juga prenjak. Ciputra saat ini ingin sekali membawa burung anis merah Bali ke halaman rumahnya, untuk ”dipelihara” tanpa disangkarkan. Namun, hal itu belum kesampaian.

Ciputra lalu memanggil asistennya, Pak Tino, untuk mengambil buku tentang burung-burung. Di buku itu ia menunjuk burung anis merah yang diidamkannya. ”Bagus sekali, ya. Saya sedang memikirkan bagaimana caranya dia mau tinggal di halaman,” kata Ciputra yang tampak antusias sekali berceloteh soal burung.

Tak terlalu heran juga jika rumah Ciputra digemari burung-burung liar. Rumah berlantai dua—namun tampak seperti berlantai satu itu—atapnya rimbun oleh tanaman rambat berbunga warna-warni, seperti thunbergia, air mata pengantin, bohemia, dan stephanot. Menurut Ciputra, dia memang sengaja memayungi rumahnya dengan tanaman rambat. Selain untuk keasrian, tanaman rambat juga bermanfaat mengurangi panas sengatan matahari secara alami.

”Saat ini belum seluruh atap tertutup. Di atas genteng ini dilapisi dengan gedeg sebagai media rambatan tanaman. Kalau tanaman rambatnya sudah betul-betul penuh, pasti lebih sejuk,” kata Ciputra.

Tak hanya sejuk, burung-burung liar niscaya akan kian betah bercengkrama di rumahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com