Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Lada Hitam Lampung Melambung

Kompas.com - 30/10/2011, 17:21 WIB
Agus Mulyadi

Penulis

SUKADANA, KOMPAS.com - Harga lada hitam di Kabupaten Lampung Timur melambung, mencapai Rp 47.000 per kilogram, karena turunnya pasokan komoditas unggulan itu.

"Harga lada sebelumnya hanya pada kisaran Rp 20.000 per kilogram namun sekarang melambung mencapai Rp 47.000 per kilogram," kata Sofyan, petani lada di Desa Bojong Kecamatan Sekampung Udik, Lampung Timur, Minggu (30/10/2011).
    
Ia mengatakan, saat ini tanaman lada sama sekali tidak berbuah dampak dari musim kemarau, bahkan sebagian ada yang mati karena kekeringan terlalu lama.
    
Menurut Sofyan, saat ini petani jarang ada yang panen lada sehingga pasokan ke pengumpul menurun, dan menyebabkan harga di tingkat petani terus melambung.
    
Ia juga mengatakan, kenaikan harga lada ini bersamaan dengan musim kemarau sejak tiga bulan lalu, dan puncak kenaikan harga pada satu bulan terakhir ini.
    
Pengumpul di Desa Kampungtua, Kecamatan Margatiga, Subur mengaku, sekarang ini memang kesulitan mendapatkan pasokan lada hitam dari petani, karena sedang tidak musim.
    
Sebenarnya, kata Subur, jika pasokan air mencukupi maka tanaman lada tetap berbuah namun sejak tiga bulan ini sama sekali tidak berbuah bahkan sebagian tanaman ada yang mati.
    
Untuk mencukupi permintaan agen besar, lanjut Subur, pengumpul harus mencari hingga ke beberapa kecamatan yang menjadi sentra tanaman perkebunan milik petani itu.
    
"Harga lada melambung mencapai Rp 47.000 per kilogram dari Rp 15.000 per kilogram saat normal," katanya.

Selain itu, petani juga cenderung enggan merawat tanaman lada untuk sementara ini, karena meskipun dirawat tetap tidak berbuah akibat kemarau panjang sejak tiga bulan lalu.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Lampung Timur mengatakan, pihaknya akan berupaya meningkatkan pengembangan komoditas lada hitam di kalangan petani daerah setempat.

Ia mengatakan, budi daya tanaman lada ini dinilai lebih sulit dibandingkan dengan komoditas lain, sehingga membutuhkan penyuluhan-penyuluhan dari dinas kepada petani untuk pengembangan budidaya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 17 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 17 Mei 2024

Spend Smart
3 Tanda Lolos Kartu Prakerja, Apa Saja?

3 Tanda Lolos Kartu Prakerja, Apa Saja?

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Whats New
KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

BrandzView
5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

Spend Smart
Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com