Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ASI Eksklusif untuk Bayi Kembarku

Kompas.com - 16/11/2011, 09:52 WIB

Untuk stok ASIP biasanya saya lakukan sebelum menyusui si kembar. Karena saya lebih sering menyusui tandem, jadi sepertinya gak ada kesempatan memerah ASI kalau dilakukan setelah menyusui dan dibiasakan minum air hangat satu gelas penuh setelah menyusui. Kira-kira 2 minggu sebelum mulai bekerja saya sudah mulai stok ASIP. Peralatan ‘tempur’ juga sudah siap. Karena saya ‘pejuang ASI tangan sakti’ yang memerah ASI hanya dengan menggunakan tangan, jadi gak perlu beli pompa. Beberapa botol kaca, bantal menyusui, botol susu, dan cooler bag. Untuk simpan ASIP saya hanya memakai kulkas kecil, yang setiap harinya selalu ada maksimal 35 botol ASIP @120-150 ml untuk stok (kulkasnya gak cukup untuk menyimpan lebih dari 35 botol). Kulkas yang besar gak memungkinkan untuk menyimpan ASIP. Selain itu juga rotasi keluar-masuk ASIP saya sangat besar dan gak pernah ASIP bertahan lama di kulkas, jadi gak perlu beli freezer khusus ASIP.

Hari pertama masuk kerja saya pergi dengan memikul beban berat di hati. Selain gak tega ninggalin anak, ternyata si kembar Amira masih ga mau minum ASIP menggunakan media apapun. Bingung dan gelisah tingkat tinggi waktu itu. Kepikiran nanti gimana kalau Amira kelaperan, kecapean nangis, dll. Untungnya mama, suami, babysitter dan semua anggota keluarga menenangkan saya dan meyakinkan Insya Allah pasti mau.

Untuk kesekian kalinya saya percaya Tuhan bekerja dengan cara misterius. Entah gimana caranya Amira langsung mau minum ASIP. Gak pake nangis, gak pake nolak tinggal glek glek glek trus tidur. ALHAMDULILLAH, terlewati lagi satu masalah. Bunda senang, hati riang, kerja pun tenang.

Lagi-lagi saya dapat ‘shock therapy’ sepulang kerja hari pertama. Ternyata eh ternyata selama ditinggal kerja dari jam 8 pagi – 6 sore si kembar menghabiskan ASIP sebanyak 1300-an ml. Dan berdasarkan laporan dari babysitter, si kembar kalau gak ditidurin bisa minum ASIP setiap 1 jam sekali *hampir pingsan* Beruntung ASI saya cukup. Pernah loh dalam sehari saya menghasilkan 1000-an ml ASIP. Gak percaya juga. Saya termasuk tipe orang ‘easy going’, gak takut memikirkan kalau-kalau ASI saya gak cukup untuk si kembar. Dan teratur perah ASI harus menjadi komitmen yg kuat dalam diri sendiri.

Ini kira-kira gambaran jadwal perah ASI saya waktu target memberikan ASI eksklusif 6 bulan pertama :

    * Jam dua dinihari     * Sekitar jam 4 atau jam 5 subuh     * Jam 7 pagi, lalu sebelum berangkat kerja menyusui si kembar sampai payudara terasa kosong     * Jam 10 pagi (di kantor)     * Jam 1 siang (setelah makan siang)     * Jam 3 sore. Diselingi shalat Ashar lalu lanjut lagi (biasanya payudara sedang terasa penuh banget jam segini)     * 1 kali memerah selama perjalanan pulang     * Jam 8 malam     * Jam 11 malam

Dengan ‘pendapatan’ ASIP yang lebih sedikit dibandingkan yang diminum si kembar, adakalanya saya ‘kejar-kejaran’ stok ASIP. Setelah dihitung-hitung, harus selalu tersedia MINIMAL stok ASIP sebanyak 3000 ml per hari. Pernah terpaksa saya harus ijin gak masuk kerja demi memenuhi stok ASIP yang berkurang. Pernah juga produksi ASI sedikit karena sakit. Yang membuat saya senang, di kantor banyak yang sama-sama menjadi pejuang ASI. Jadi kalau waktunya memerah, nursing room pasti rame dan seru, sambil ngomongin anak-anak. Kadang-kadang kami iseng ‘balapan’ perah ASI. Siapa yang selalu menjadi pemenang? Akuuu. Selalu lebih cepat peras dan lebih banyak. Hihihi.

Oiya, ada tips lucu agar rutinitas pemberian ASIP tidak membosankan. Biasanya suami ‘mendominasi’ pemberian label pada stok ASIP. Selain diberi tanggal perah, volume ASIP juga ditambahi judul yang lucu-lucu. Misalnya ‘obat cantik, obat sabar, obat keren kaya bapak, obat mirip bapak, dll’. Dan hasilnya? Tetep si kembar miripnya sama bunda, bukan sm bapaknya :)

I really enjoy breastfeeding my twins.

Alhamdulillah si kembar Amira-Azkiya bisa melewati journey of ASI eksklusif-nya, sedikit tersendat tapi berhasil melewati semua rintangan. Dan bersyukur sampai saat ini masih diberikan ASI (dan MPASI) tanpa dicampur sufor. Lebih bersyukur lagi saya bisa mendonorkan ASIP saya kepada bayi lain yang membutuhkan. Subhanallah, Alhamdulillah wa Syukurillah. Atas ijin dan semua karunia dari-Mu Ya Allah saya bisa menjalankan tugas sebagai ibu yang selalu berusaha menjadi lebih baik dari kemarin. Semoga tiap tetes ASI yang berharga bisa menghantarkan anak-anakku menjadi manusia yang cantik, shalihah, baik & bermanfaat bagi sesama. Amin.

Anda memiliki kisah dan pengalaman menarik tentang menyusui dan ASI, kirimkan tulisan dan foto-foto Anda ke email : laktasikompashealth@gmail.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

J Trust Bank Hadirkan Program Tabungan sekaligus Penanaman Mangrove

J Trust Bank Hadirkan Program Tabungan sekaligus Penanaman Mangrove

Whats New
Pasar Perbaikan Pesawat di RI Besar, FL Technics Buka Fasilitas MRO di Bandara Ngurah Rai dan Raih Sertifikat FAA

Pasar Perbaikan Pesawat di RI Besar, FL Technics Buka Fasilitas MRO di Bandara Ngurah Rai dan Raih Sertifikat FAA

Whats New
UNESCO Tetapkan Semen Padang Sebagai Warisan Kolektif Asia Pasifik

UNESCO Tetapkan Semen Padang Sebagai Warisan Kolektif Asia Pasifik

Whats New
Perempuan Duduki 60 Persen Posisi Manajemen di Prudential Indonesia

Perempuan Duduki 60 Persen Posisi Manajemen di Prudential Indonesia

Work Smart
Awasi Bus Pariwisata Tak Berizin, Kemenhub Perlu Kerja Sama dengan Instansi Lain

Awasi Bus Pariwisata Tak Berizin, Kemenhub Perlu Kerja Sama dengan Instansi Lain

Whats New
Ada Modus Penipuan Mengatasnamakan Bukalapak, Pengguna dan Masyarakat Diminta Waspada

Ada Modus Penipuan Mengatasnamakan Bukalapak, Pengguna dan Masyarakat Diminta Waspada

Whats New
Tumbuh 12,4 Persen, Kredit Perbankan Tembus Rp 7.245 Triliun pada Kuartal I 2024

Tumbuh 12,4 Persen, Kredit Perbankan Tembus Rp 7.245 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Waspada Modus Penipuan Keuangan Baru yang Mengincar Masyarakat pada 2024

Waspada Modus Penipuan Keuangan Baru yang Mengincar Masyarakat pada 2024

Whats New
Menkominfo: Jurnalistik Harus Investigasi, Masa Harus Dilarang...?

Menkominfo: Jurnalistik Harus Investigasi, Masa Harus Dilarang...?

Whats New
Maskapai Emirates Buka Lowongan Kerja di Jakarta, Lulusan SMA Bisa Daftar

Maskapai Emirates Buka Lowongan Kerja di Jakarta, Lulusan SMA Bisa Daftar

Whats New
Didukung Konsumsi yang Tinggi, Prospek Bisnis Distribusi Beras Dinilai Makin Cerah

Didukung Konsumsi yang Tinggi, Prospek Bisnis Distribusi Beras Dinilai Makin Cerah

Whats New
PGN Lunasi Utang Obligasi Dollar AS Pada 2024

PGN Lunasi Utang Obligasi Dollar AS Pada 2024

Whats New
Sandiaga: Investasi di Sektor Parekraf Capai Rp 11 Triliun di Kuartal I 2024

Sandiaga: Investasi di Sektor Parekraf Capai Rp 11 Triliun di Kuartal I 2024

Whats New
Kelas 1,2,3 Diganti Jadi KRIS, Ini Penjelasan Dirut BPJS Kesehatan

Kelas 1,2,3 Diganti Jadi KRIS, Ini Penjelasan Dirut BPJS Kesehatan

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 14 Mei 2024 Mayoritas Naik

Harga Bahan Pokok Selasa 14 Mei 2024 Mayoritas Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com