Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mewujudkan Lumbung Pangan Muaro Jambi

Kompas.com - 09/01/2012, 02:37 WIB

Irma Tambunan

Kemarau telah meninggalkan Desa Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi. Pada awal musim hujan ini, petani kembali turun ke sawah. Para lelaki membajak lahan, sedangkan kaum perempuan menanam benih hasil semaian. Burung-burung kuntul menemani kesibukan mereka sembari memangsa anak katak di pinggiran sawah.

Sebagian besar lahan di Desa Pudak telah menjadi sawah dan kebun sayur. Hasil pertanian merupakan sumber utama penghidupan warga.

Gambaran desa yang hijau ini mungkin berbeda dibandingkan dengan 10 tahun lalu. Desa terpencil yang berjarak hanya 7 hingga 8 kilometer dari rumah dinas Gubernur Jambi di Kota Jambi ini dulunya merupakan hamparan luas yang ditinggal pemiliknya. Semak belukar menyelimuti lahan rawa itu sehingga menyulitkan petani bertanam. Ketika sawah telah dibuka, banjir kemudian melanda. Sebagian petani putus asa.

Para pemilik kemudian menjual lahannya kepada pendatang atau perantau dengan harga murah, sekitar Rp 2.000 per meter. Mereka selanjutnya mengadu nasib di Kota Jambi, menjadi buruh atau pedagang di Pasar Angso Duo.

Lalu, bagaimana nasib pemilik tanah yang baru?

Sebagian dari mereka membuka lahan menjadi kolam-kolam ikan. Pembukaan kolam cukup signifikan mengatasi banjir. Sejak tahun 2006, banjir besar nyaris tak lagi terjadi.

Sejak itu pula, Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi mencanangkan pemanfaatan lahan menganggur. Selain kolam ikan yang telah dicetak masyarakat, Bupati Burhanuddin Mahir menggagas subsidi penuh bagi petani yang berminat membuka sawah. Anggaran sebesar Rp 5 juta per hektar mengucur untuk pembukaan lahan, pembajakan sawah, serta pembelian benih, pupuk, dan pestisida. Tahun ini, misalnya, dana pemanfaatan lahan menganggur menjadi sawah mengucur Rp 1,5 miliar dari APBD Kabupaten Muaro Jambi.

Pada intinya, pemerintah menanggung seluruh modal untuk petani bersawah, sedangkan petani cukup memakai tenaganya menanam padi, menebar pupuk, menyemprot pestisida, dan memanen seluruh hasil.

Ketua Kelompok Usaha Tani Desa Pudak Wagiman menceritakan, pencetakan sawah baru sangat membantu petani. Untuk menerabas satu hektar semak belukar saja, petani butuh waktu paling cepat dua minggu menggunakan kapak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com