Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mewujudkan Lumbung Pangan Muaro Jambi

Kompas.com - 09/01/2012, 02:37 WIB

Dengan adanya bantuan pencetakan sawah, sejumlah pekerja didatangkan untuk membuka lahan menggunakan mesin. ”Sawah sudah bersih, kami tinggal membajak dan menanam padi,” tuturnya, Kamis (15/12/2011).

Ketika program ini masuk desa itu pada 2007, baru 30 petani yang berminat. Umumnya masih trauma menghadapi banjir. Setelah melihat keberhasilan penanaman, peminat tanam terus bertambah hingga dua kali lipat. Luas penanaman mencapai 60-an hektar, dengan hasil panen hampir 7 ton per hektar. Kelompok ini bahkan menjadi pemasok benih berlabel biru untuk daerah lain. ”Permintaan benih sangat banyak, tetapi yang dapat kami penuhi baru 100 ton,” tutur Wagiman.

Lahan menganggur

Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Muaro Jambi mendata, terdapat 11.000 hektar lahan menganggur. Dari jumlah tersebut, Bupati menargetkan seluruhnya sudah berubah menjadi sawah pada awal 2012. Pada 2006, Muaro Jambi masih minus 21.000 ton beras. Namun, pemkab menargetkan swasembada akan tercapai pada tahun ini.

Akan tetapi, target mengoptimalkan seluruh lahan menganggur tersebut tampaknya jauh dari harapan. Sebagai contoh, pada 2009, dari target pencetakan 3.000 lahan tidur, hanya 500 yang mencapai realisasi. Pada 2010, target turun menjadi 500 hektar. Itu pun hanya tercapai 50 persennya. Tahun 2011, target pencetakan sawah baru diturunkan lagi jadi 300 hektar. ”Tahun lalu terealisasi 291 hektar pencetakan sawah baru,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Darwin Sitanggang.

Menurut Darwin, menumbuhkan budaya petani agar sektor komoditas beras bertumbuh pesat tidaklah mudah. Terlebih saat ini banyak petani lebih tertarik membuka lahannya menjadi kebun sawit. Itu tidak dimungkiri, mengingat saat ini sawah di wilayah Muaro Jambi hampir selalu bertetangga dengan kebun sawit.

Lima sentra

Walaupun demikian, lanjut Darwin, pengembangan terus dilakukan, khususnya di lima sentra penanaman padi. Di Desa Pudak, misalnya, sudah berkembang menjadi 1.000 hektar sawah. Desa ini rencananya akan dikunjungi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Februari mendatang.

Secara keseluruhan, pengembangan berlangsung di Kecamatan Kumpeh Ulu, Jambi Luar Kota, Sekernan, Maro Sebo, dan Taman Rajo. Seluruh upaya pencetakan sawah ini dilaksanakan melalui pelibatan petani secara langsung. Artinya, dana mengucur dari pemerintah, tetapi petani yang menanam dan memanen.

Untuk pembukaan setiap sawah baru, petani akan menandatangani perjanjian dengan pemkab, yang isinya petani bersedia mengelola sawah miliknya minimal lima tahun ke depan. ”Harapan kami, petani benar-benar setia mengelola lahan sawahnya,” kata Darwin.

Merintis sawah baru, bagi Muyadi, seorang petani, tidaklah mudah. Pada awal-awal, hasil panen masih rendah karena lahan banyak mengandung sisa akar semak belukar. Pada masa tumbuh, hama kerap menyerang, terutama tikus. Ketika panen, seluruh hasil panen terjual dengan harga sangat rendah kepada tengkulak karena petani terikat utang.

Persoalan ini mungkin perlu menjadi perhatian Pemkab Muaro Jambi. Antusiasme petani membuka lahannya menjadi sawah dan kebun sayuran jangan terhenti oleh persoalan hama dan tengkulak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Kasus Kekerasan, Kemenhub Tidak Buka Penerimaan Taruna Baru STIP Jakarta Tahun Ini

Imbas Kasus Kekerasan, Kemenhub Tidak Buka Penerimaan Taruna Baru STIP Jakarta Tahun Ini

Whats New
Sri Mulyani Lagi-lagi Bertemu Pimpinan Bea Cukai, Bahas Keluhan Masyarakat

Sri Mulyani Lagi-lagi Bertemu Pimpinan Bea Cukai, Bahas Keluhan Masyarakat

Whats New
Mengapa Malaysia dan Singapura Hambat Industri Semikonduktor Indonesia?

Mengapa Malaysia dan Singapura Hambat Industri Semikonduktor Indonesia?

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Bagaimana Cara Cek Kelaikan Bus yang Mau Ditumpangi? Simak di Sini

Bagaimana Cara Cek Kelaikan Bus yang Mau Ditumpangi? Simak di Sini

Spend Smart
Turun, Simak Rincian Harga Emas Antam Hari ini 14 Mei 2024

Turun, Simak Rincian Harga Emas Antam Hari ini 14 Mei 2024

Spend Smart
Kasus Gagal Bayar TaniFund, OJK Temukan Dugaan Pelanggaran Pidana

Kasus Gagal Bayar TaniFund, OJK Temukan Dugaan Pelanggaran Pidana

Whats New
IHSG Awal Sesi Lanjutkan Kenaikan, Rupiah Masih Melemah

IHSG Awal Sesi Lanjutkan Kenaikan, Rupiah Masih Melemah

Whats New
KAI Operasikan 4 Kereta Api Tambahan pada 12-31 Mei 2024, Simak Daftarnya

KAI Operasikan 4 Kereta Api Tambahan pada 12-31 Mei 2024, Simak Daftarnya

Whats New
Apakah Ekonomi Vietnam Akan Menyalip Indonesia?

Apakah Ekonomi Vietnam Akan Menyalip Indonesia?

Whats New
Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Menparekraf: Bukan Representasi Ramah-tamah Kita

Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Menparekraf: Bukan Representasi Ramah-tamah Kita

Whats New
Pendaftaran Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dibuka 15 Mei 2024

Pendaftaran Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dibuka 15 Mei 2024

Whats New
IHSG Bakal Lanjutkan Penguatan? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

IHSG Bakal Lanjutkan Penguatan? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Whats New
Tahun Lalu Pajak, Tahun Ini Giliran Bea Cukai yang 'Dikuliti' Warganet

Tahun Lalu Pajak, Tahun Ini Giliran Bea Cukai yang "Dikuliti" Warganet

Whats New
Inflasi Bayangi Wall Street, Dow Jones Ditutup Melemah

Inflasi Bayangi Wall Street, Dow Jones Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com