Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Farry, Sukses Berbisnis Mebel Jutaan Dollar

Kompas.com - 12/01/2012, 10:54 WIB

Kurang lebih satu setengah tahun berkongsi, Farry memilih mandiri dengan membuat perusahaan sejenis untuk menggarap pasar di luar Jepang. Tahun 1995, ia mendirikan Java. Saat pengusaha rotan dan mebel masih bergantung pada buyer yang datang, ia sudah aktif menawarkan produk lewat pameran. “Sampai-sampai kegiatan produksi dan kualitas kami kadang terbengkalai,” katanya.

Berkah krismon

Lantaran Farry menerapkan standar kualitas produk Eropa dan Amerika, para buyer langsung tertarik menjadi pelanggan. Pada tahun 1998, bisnisnya semakin besar. Saat terjadi devaluasi parah, sebagai eksportir ia malah pesta pora. “Saya bisa mendapatkan untung Rp 100 juta dengan hanya mengirimkan 1.000 keranjang kecil seharga 12 dollar AS per unit,” ujarnya. Saat itu, biaya produksinya hanya Rp 15.000, tapi kurs Rp 10.000–Rp 12.000 per dollar AS.

Tahun itu juga, Farry memindahkan usaha di lokasi seluas 50.000 meter persegi. Kini, di atas lokasi itu sudah berdiri tiga pabrik dan tiga ruang pamer. Perusahaan ini punya tiga divisi: Java, Bali luz (lampu dekoratif), dan Valentti Lifestyle.

Untuk memperluas pasar, tahun 2010, Farry mendirikan Cocomosaic yang mengolah limbah batok kelapa menjadi material dekoratif nan eksotis untuk keperluan arsitektur dan desain interior. Pasarnya ada di puluhan negara.

Farry mendapat pasokan batok kelapa dari masyarakat. Ia berharap, dalam tiga tahun, Cocomosaic bisa menambah nilai ekspor Java mencapai lebih dari Rp 30 miliar. (Dian Pitaloka Saraswat/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis

SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis

Whats New
PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

Work Smart
Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Whats New
Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Whats New
Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com