Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nazaruddin Kembali Menyeret Anas di Kasus TPPU

Kompas.com - 13/02/2012, 18:28 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat melalui kuasa hukumnya, Rufinus Hutauruk, kembali menuding Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, terlibat kasus dugaan korupsi. Kali ini, pihak Nazaruddin menyeret nama Anas dalam kasus dugaan tindak pidana pencucian uang terkait pembelian saham perdana PT Garuda Indonesia.

"Kalau dikatakan pencucian uang, boleh-boleh saja, tapi harus dibuktikan karena korporasi dimiliki Anas. Minimal Anas tidak bisa lepas tangan dari persoalan ini," kata Rufinus, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (13/2/2012).

Dia dimintai pendapat soal penetapan Nazaruddin sebagai tersangka kasus dugaan pencucian uang terkait pembelian saham PT Garuda Indonesia. KPK menetapkan Nazaruddin sebagai tersangka kasus itu atas dugaan membeli saham perdana Garuda senilai Rp 300,8 miliar dengan uang hasil tindak pidana korupsi wisma atlet SEA Games.

Pembelian saham tersebut dilakukan oleh lima perusahaan yang merupakan anak perusahaan Permai Grup melalui Mandiri Securitas. Menurut Rufinus, Nazaruddin bukan pemilik Permai Grup. Induk perusahaan itu, katanya, dimiliki Anas Urbaningrum.

"Kalau kita tanya siapa pemegang saham di Permai itu Anas, tidak ada Nazaruddin. Kalau dilihat dari aset berpindah, adanya ke Anas, bukan ke Nazar. Cash flow (aliran uang) itu semua untuk kemenangan Anas," papar Rufinus.

Selama ini Nazaruddin berkilah kalau pemilik Permai Grup adalah Anas. Nazaruddin juga membantah disebut menerima uang suap proyek wisma atlet senilai Rp 4,6 miliar dari PT Duta Graha Indah. Menurut Nazaruddin, uang itu tidak diterimanya sebagai pribadi melainkan mengalir ke Permai Grup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Whats New
Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Whats New
Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com