Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arif, Kenalkan Kelom Geulis hingga Eropa

Kompas.com - 01/04/2012, 10:41 WIB

KOMPAS.com - Sejak lama Tasikmalaya dikenal sebagai daerah penghasil barang-barang kerajinan tradisional. Salah satunya adalah sandal kelom geulis. Sandal khas Tasikmalaya ini tidak hanya dikenal di dalam negeri, tapi juga sudah kesohor hingga ke mancanegara.

Salah satu pengibar kelom geulis hingga negeri orang adalah Junjun Arif Nugraha. Di bawah bendera usaha PD Zunzun, ia sukses mengenalkan kelom geulis hingga ke Eropa, seperti Spanyol dan lainnya.

Di dalam negeri, produk kelom geulis buatannya termasuk legendaris. Selain wilayah Jawa Barat dan Jakarta, kelom geulis buatannya juga sudah merambah pasar di wilayah Indonesia timur, seperti Sulawesi Barat, Manado, Gorontalo, Bali, dan Kalimantan.  "Saya juga memasarkan kelom geulis hingga ke Sumatra," kata pria yang akrab disapa Arif ini.

Keahlian Arif membuat kelom geulis didapat dari orang tuanya. Kebetulan sejak 1995 sang orang tua merintis usaha pembuatan kelom geulis ini. "Tapi saat itu pemasarannya paling jauh sampai Jakarta," ujar Arif.

Arif sendiri mulai terlibat langsung dalam usaha pembuatan kelom geulis sejak lulus kuliah dari Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah tahun 2006. Di tangannya, ia sukses memasarkan kelom geulis warisan orang tuanya hingga ke berbagai wilayah di Indonesia. Sukses di bidang pemasaran itu tidak terlepas dari terobosan pemasaran yang dia lakukan.

Sejak mengambil alih kendala usaha, ia langsung memperkuat brand image lewat kampanye pemasaran interaktif dengan memanfaatkan media internet. "Di tahun 2007, saya mulai memperkuat online marketing," kata Arif.

Upayanya itu tidak sia-sia. Berkat media online itu juga, ia kebanjiran pesanan dari berbagai daerah di Indonesia. "Pesanan naik hingga 200 persen dan semua order masuk lewat website," ujarnya senang.

Bahkan, saking banyaknya pesanan, ia mengaku sampai kewalahan memenuhi semua pesanan karena keterbatasan kapasitas produksi di perusahaan.

Saat ini, ia hanya mampu memenuhi pesanan sebanyak 8.000 pasang sandal dalam sebulan. Selain kelom geulis, ia juga memproduksi sandal kulit.  Dengan harga jual berkisar Rp 15.000-Rp 25.000 per pasang, omzet yang didapat Arif berkisar Rp 160 juta-Rp 200 juta per bulan. "Laba bersih saya sekitar 10 persen," ujarnya.

Seluruh pelanggannya merupakan pedagang grosir di daerah. Biasanya, sandal buatannya itu dijual kembali dengan harga Rp 50.000 per pasang.  Untuk pembeli eceran, Arif mengaku sudah tak sanggup melayani. Padahal, potensi permintaannya cukup besar, yakni bisa mencapai 70-100 pasang kelom per hari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com