Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Mebel Anak Beromzet Puluhan Juta

Kompas.com - 17/05/2012, 11:30 WIB

Stepanus menguatkan hal ini. Menurut dia, selama ini pembeli dari Yogyakarta hanya sekitar 2 persen sampai 3 persen, sedangkan dari Jakarta mencapai 80 persen. ”Sisanya dari luar Jawa,” tuturnya.

Bahkan, belakangan ini, permintaan dari luar Jawa cukup banyak. Ia sudah melayani pesanan hingga ke Indonesia bagian timur, seperti Papua, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Biasanya, pembeli dari luar Pulau Jawa cukup royal. Mereka tidak peduli ongkos kirim yang mahal. Alasannya, pembeli di luar Jawa tidak menemukan usaha mebel yang bisa secara khusus mengerjakan mebel anak. Lihat saja, ongkos kirim ke luar Jawa bisa mencapai Rp 2 juta, sementara harga mebel anak mencapai Rp 8 juta sampai Rp 9 juta per set.

Karena mengandalkan media online sebagai sarana pemasaran, Anda harus menampilkan contoh karya mebel untuk memberikan gambaran pada calon pembeli. Selain itu, Anda perlu mencantumkan nomor kontak dan alamat jelas untuk membangun kepercayaan pada calon pembeli.

Butuh pengalaman

Untuk terjun ke bisnis mebel anak, Anda juga harus memiliki pengalaman di bidang mebel sebelumnya. ”Tak cukup mengandalkan tukang yang ahli, tetapi kita juga harus bisa mendesain dan mengaplikasikan desain tersebut,” kata Achmad.

Rata-rata, pengusaha mebel anak melayani desain sesuai permintaan. Bila Anda tidak memiliki pengalaman, sulit menangkap kemauan pembeli. Selain itu, Anda perlu mengikuti dunia desain yang berkaitan dengan anak yang sedang tren. ”Modal utama usaha ini pengalaman,” kata Stepanus.

Sisca bilang, selain mengikuti atau melayani permintaan desain dari pembeli, pengusaha mebel anak juga harus mampu menciptakan inovasi desain. ”Supaya produk tidak monoton dan tidak pasaran, lebih bagus bila mebel itu mempunyai spesialisasi karakter desain mebel anak yang beda dari yang lain,” jelasnya. Misalnya, karakter tokoh kartun atau film anak, atau sekadar tampilan desain dengan permainan warna yang khas.

Modal relatif

Modal yang Anda siapkan untuk membuka usaha ini selain pengalaman juga jaringan tukang. Anda bisa mencari kenalan di daerah, seperti di Jepara, untuk mendapatkan tukang berpengalaman, baik dalam mengolah kayu maupun mengecat mebel. Untuk ini, Anda perlu waktu mendapatkan tukang yang cocok dengan selera dan desain Anda. Sebaiknya Anda punya satu tukang utama yang bertugas mengecek kualitas dan proses pengerjaan.

Modal untuk membuka usaha ini rata-rata sekitar Rp 30 juta hingga Rp 40 juta. Sebagian besar untuk membeli peralatan pertukangan. Lantaran mengandalkan media online untuk pemasaran, Anda juga harus memiliki komputer yang memiliki koneksi internet unggulan. Kantor bisa sederhana, tetapi sedapat mungkin punya bengkel untuk memproduksi perabot. ”Bisa menggunakan rumah sendiri,” kata Achmad.

Achmad bilang, untuk belanja kayu, cat, pernis, dan ampelas paling tidak membutuhkan dana Rp 15 juta per bulan. ”Saya pekerjakan beberapa karyawan dengan pengeluaran Rp 6 juta per bulan,” katanya. Selebihnya adalah biaya operasional, seperti listrik, air, dan telepon. Oh, iya, biaya promosi hanya dikeluarkan kalau sedang perlu. (Fransiska Firlana/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com