Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahu Sama Tahu

Kompas.com - 14/06/2012, 07:09 WIB

Oleh Yulia Sapthiani & Nur Hidayati

Tahu tak hanya bisa dinikmati dengan cara digoreng. Tahu bisa dinikmati dalam varian masakan dan makanan kecil. Tersebutlah tahu bodo, tahu buntel, dan ada pula cihu: aci campur tahu. Cihuy...!

Saat bertandang ke Bandung, cobalah mampir ke Warung Talaga di mal Paris van Java dan Cihampelas Walk. Anda yang menggemari tahu pasti akan terpuaskan oleh menu serba tahu yang disodorkan.

Di rumah makan yang ditata dengan nuansa warung zaman dulu ini ada makanan berat berbahan tahu yang bisa disantap saat perut benar-benar lapar. Ada nasi bakar dicampur tahu, tahu petis, nasi bakmoy, atau nasi bambu (nasi dibakar dalam bambu) yang disajikan lengkap dengan pepes tahu, ikan asin, lalap, dan sayur asam.

Kalau sekadar ingin ngemil, pilihannya lebih banyak. Ada tahu buntel, yaitu tahu yang dibungkus kulit pangsit lalu digoreng. Ada tahu kriuk berupa tahu yang digoreng kering. Ada pula campuran tahu dan aci yang disebut cihu. Dan, yang paling favorit adalah tahu bodo.

Tahu bodo ini sebenarnya sederhana, yaitu tahu goreng yang disajikan dengan sambal di dalam sebuah cobek. Namun, Fifi Yuliana, pemilik Warung Talaga, membuat menu ini lebih menarik. Fifi membuat variasi tingkat kepedasan, mulai dari sambal yang dibuat dari 3 cabai rawit, 4-6 cabai, 7-9 cabai, 10-14 cabai, dan 15 cabai. Karena cabai rawit yang digunakan berjenis cengek domba (cabai rawit dengan ukuran lebih besar dibandingkan dengan rawit biasa), pedas yang akan terasa di perut dijamin menohok lidah.

”Menu ini biasanya paling seru saat dipesan ramai-ramai. Bisa saling menantang siapa yang paling kuat pedas,” kata Fifi yang menciptakan sendiri racikan sambalnya.

Khusus camilan, selain di rumah makan, Anda juga bisa menikmatinya di kedai kecil yang berada di area luar ruangan di Cihampelas Walk. Tempat berwujud seperti warung inilah yang sebenarnya lebih dulu didirikan dibandingkan dengan dua tempat lain yang menyajikan perpaduan makanan kecil dan makanan berat.

Selain di ”warung”, olahan tahu juga dijual di toko makanan kecil yang letaknya bersebelahan dengan pabrik tahu Talaga di Jalan Jenderal Sudirman. Variasi tahu di sini di antaranya keripik tahu, kembang tahu kering, batagor, nugget tahu, roll tahu (tahu yang dibungkus kembang tahu), serta olahan kacang kedelai, seperti susu, puding, dan yoghurt.

Tanpa pengawet

Kehadiran Warung Talaga di dua pusat perbelanjaan di Bandung serta satu tempat lain di Summarecon Mal Serpong 2, Tangerang, memang berawal dari sebuah pabrik tahu yang dulu dikenal dengan nama Yun Sen.

Pabrik yang berlokasi di dalam gang di pusat Kota Bandung ini sudah berdiri sejak 1923. Pendirinya adalah kakek Fifi, Liauw Pan Phin, yang berasal dari China dan menikah dengan perempuan Sunda yang disapa Fifi dengan panggilan Ma Ilot.

Sejak awal hingga sekarang, pembuatan manual masih dipertahankan dengan menggunakan bahan-bahan alami tanpa pengawet. Tahu bungkus yang berwarna putih dan berukuran besar, misalnya, dibuat dari susu kedelai dengan cara dibungkus kain satu per satu.

Satu hal yang berbeda hanyalah peralatan yang dulu sebagian besar dibuat dari kayu kali ini diganti dengan peralatan berbahan logam untuk menjaga higienitas bahan baku.

”Peralatan dan bahan harus benar-benar steril untuk menjaga kualitas tahu,” kata Hendra Gunawan, saudara kandung Fifi, yang kini bertanggung jawab atas operasionalisasi pabrik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Whats New
Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Whats New
Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Whats New
Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
BKKBN Sosialisasi Cegah 'Stunting' melalui Tradisi dan Kearifan Lokal 'Mitoni'

BKKBN Sosialisasi Cegah "Stunting" melalui Tradisi dan Kearifan Lokal "Mitoni"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com