Jakarta, Kompas
”Inflasi Agustus lebih rendah daripada Juli,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hartadi Agus Sarwono kepada wartawan di Jakarta, Jumat (20/7). Hartadi menjawab pertanyaan wartawan tentang proyeksi inflasi.
Inflasi Juni 2012 sebesar 0,62 persen, yang antara lain dipicu kenaikan harga bahan pangan. Ditanya perihal pengaruh impor beras 1 juta ton terhadap kondisi inflasi, Hartadi menegaskan, harus dilihat dulu kecukupan pasokannya.
”Beras dan gula pasokannya cukup atau tidak. Kalau tidak ada, baru diimpor,” katanya.
Secara terpisah, Gubernur BI Darmin Nasution menyampaikan, inflasi pada bulan puasa sedikit lebih tinggi dari Juni. Namun, BI berharap inflasi Agustus mendatang tidak lebih dari 1 persen.
Sementara itu, Kementerian Perdagangan terus memantau perkembangan harga kebutuhan pokok dengan mengunjungi sejumlah pasar tradisional. Tujuannya, menekan laju kenaikan harga. Masyarakat diminta aktif memantau perkembangan harga dan melapor jika terjadi lonjakan harga di luar kewajaran.
Sudah empat pasar dikunjungi Menteri Perdagangan Gita Wirjawan. Keempat pasar tersebut adalah Pasar Santa, Pasar Induk Kramat Jati, Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang, dan Pasar Kopro di Tomang Barat. Dari kunjungan tersebut diketahui pasokan bahan kebutuhan pokok untuk menghadapi bulan puasa dan Lebaran tahun ini dalam kondisi mencukupi.
”Pemerintah berkomitmen untuk secara intensif memantau perkembangan harga dan pasokan bahan kebutuhan pokok di pasar-pasar selama bulan puasa dan Lebaran. Pembelian yang berlebihan akan memicu kenaikan harga. Masyarakat seharusnya tidak perlu khawatir karena pemerintah akan terus menjaga ketersediaan bahan kebutuhan pokok,” papar Gita.
Gita juga menggarisbawahi pentingnya masyarakat untuk mengubah pola konsumsi dalam rangka menstabilkan harga. ”Dengan tidak melakukan konsumsi yang berlebihan, masyarakat dapat membantu pemerintah mengendalikan harga sekaligus menjaga kesehatannya sendiri,” ujarnya.
Dia mengatakan, hal penting lainnya adalah adanya sistem pertukaran informasi antara masyarakat yang terdiri dari pedagang dan pembeli serta pemerintah mengenai ketersediaan bahan pokok di titik-titik distribusi.