Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Swasembada Kedelai 2,7 Juta Ton Sulit Dicapai

Kompas.com - 07/08/2012, 22:38 WIB
Dimasyq Ozal

Penulis

Kondisi sekarang ini juga dirasakan berbeda bila dibandingkap pada masa orde baru (orba) kepemimpinan Soeharto. Ini dirasakan sendiri oleh salah satu peneliti di Badan Tenaga Nuklir Nasional, Harry Is Mulyanan pada kesempatan yang sama. Menurutnya, ketika di jaman orba, ada reward teknologi pertanian dari pemerintah ke petani dan peneliti yang berhasil meningkatkan produktivitas pertanian.

 

Ia menambahkan, perlu diatur kembali soal tata niaga kedelai ini. Sehingga ketika terjadi krisis kedelai, negara masih memiliki cadangan, seperti halnya beras yang diurus oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) saat ini.

 

"Bulog perlu dikembalikan ke khittahnya lagi sebagai pengatur cadangan pangan termasuk kedelai ketika masa orba," ungkapnya.

 

Maka tak heran, pada 1992 silam, Indonesia berhasil swasembada pangan yakni 1,67 juta hektare dengan produksi 1,8 juta ton. Namun sejak tahun 2000 areal tanam terus menurun menjadi 566 hektare dengan produksi 857 ton pada tahun 2012.

Lalu pada tingkat impor, pada 1992 masih 694.132 ton (181 juta penduduk), sementara di 2012 telah mencapai 1,2 juta ton (240 juta penduduk). Adapun dirata-rata per 20 tahun, maka luas lahan kedelai Indonesia hanya 903 hektare dengan kemampuan produksi sebanyak 1,09 juta ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

    Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

    Whats New
    Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

    Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

    Whats New
    Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Target Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

    Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Target Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

    Whats New
    Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

    Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

    Whats New
    Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

    Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

    Whats New
    Proyek Perpanjangan Kereta Cepat Sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

    Proyek Perpanjangan Kereta Cepat Sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

    Whats New
    Konsumsi Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Jepang Terkontraksi

    Konsumsi Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Jepang Terkontraksi

    Whats New
    Catat, Ini Jadwal Seleksi Sekolah Kedinasan 2024

    Catat, Ini Jadwal Seleksi Sekolah Kedinasan 2024

    Whats New
    Semen Padang Dapat Pengakuan UNESCO, Erick Thohir: BUMN Tulang Punggung Ekonomi

    Semen Padang Dapat Pengakuan UNESCO, Erick Thohir: BUMN Tulang Punggung Ekonomi

    Whats New
    Alfamidi Berencana Membagikan Dividen Rp 155,47 Miliar

    Alfamidi Berencana Membagikan Dividen Rp 155,47 Miliar

    Whats New
    Target Peserta Kartu Prakerja 2024 Tembus 75 Persen, Anggaran Bakal Ditambah?

    Target Peserta Kartu Prakerja 2024 Tembus 75 Persen, Anggaran Bakal Ditambah?

    Whats New
    Cara Daftar Sekolah Kedinasan 2024

    Cara Daftar Sekolah Kedinasan 2024

    Whats New
    Strategi BSI Hadapi Era Biaya Dana Mahal Imbas Kenaikan Suku Bunga Acuan

    Strategi BSI Hadapi Era Biaya Dana Mahal Imbas Kenaikan Suku Bunga Acuan

    Whats New
    TNI AL Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster ke Singapura, Nilainya Rp 46,8 Miliar

    TNI AL Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster ke Singapura, Nilainya Rp 46,8 Miliar

    Whats New
    Inflasi AS Mereda, Harga Bitcoin Melesat

    Inflasi AS Mereda, Harga Bitcoin Melesat

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com