Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawat N-250 Jadi Penanda Lahirnya Karya Anak Bangsa

Kompas.com - 08/08/2012, 11:09 WIB

Kini Hari Kebangkitan Teknologi Nasional sudah memasuki usia 17 tahun. Era keemasan pada 1995 memang tidak lagi terulang di usia sweet seventeen ini.

Era high tech yang pernah muncul di Bandung pada kala itu menjadi sejarah perjalanan iptek dan inovasi bangsa Indonesia.

Bahkan di dalam negeri, budaya iptek belum mengakar betul pada masyarakat. Akibatnya, laju impor barang dari luar negeri luar biasa besar.

Namun, akhirnya pemerintah pun menyadari bahwa budaya iptek dengan melahirkan inovasi-inovasi menjadi sangat penting untuk kemakmuran, kesejahteraan, dan kemandirian bangsa.

Seperti tema Hari Kebangkitan Teknologi Nasional tahun ini, yaitu "Inovasi untuk Kemandirian Bangsa".

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta menanggapi tema tersebut sebagai gerakan positif untuk menumbuhkan budaya berinovasi serta menyukai dunia ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Sudah dibuktikan negara-negara yang kaya akan inovasi merupakan negara-negara maju. Artinya, inovasi-inovasi yang diciptakan masyarakat di sebuah negara mampu memberi kontribusi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya," kata Menristek.

Pemerintah pun sudah mulai melakukan pemanfaatan inovasi yang lebih teringrasi untuk tujuan kemakmuran rakyat, mengatasi masalah kemiskinan, menciptakan pembangunan berkelanjutan, dan pro lingkungan hidup.

Menristek pun melihat Hari Kebangkitan Teknologi Nasional tahun ini sebagai momentum yang sangat tepat bagi bangsa Indonesia untuk melakukan refleksi atas apa yang pernah dilakukan anak-anak bangsa pada 1995, dan seharusnya terus dilanjutkan tradisi budaya berinovasi tersebut.

Apalagi sekarang ini pemerintah tengah menggaungkan program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dengan salah satu pilarnya adalah mendorong pengembangan SDM dan iptek yang sesuai kebutuhan peningkatan daya saing.

Di sinilah budaya iptek dan berinovasi diharapkan bisa tumbuh. Sebab, dalam MP3EI ini sangat diperlukan pengembangan modal manusia berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi yang terencana dan sistematis.

"Di sinilah perlunya memasukkan program Kementerian Ristek berupa Sistem Inovasi Nasional dan berbagai upaya transformasi inovasi dalam kegiatan ekonomi," terangnya.

Peringatan Hakteknas ke-17 yang dipusatkan di Kota Bandung diharapkan menjadi era kebangkitan inovasi anak bangsa sebagaimana telah dirintis para pendahulunya pada 1995.

Terlebih pemerintah kini telah memberikan dorongan besar bagi masyarakat untuk menumbuhkan budaya berinovasi.

Dengan demikian, peristiwa penerbangan pesawat Gatotkaca tidak akan berhenti pada 1995. Dalam beberapa tahun mendatang diharapkan bermunculan karya-karya inovasi anak bangsa.

Beberapa kegiatan di Kota Bandung yang akan meramaikan Peringatan Hakteknas ke-17 tahun ini Bandung yaitu: 

 

  • Pameran Ritech Expo dan Rangkaian Workshop Iptek pada tanggal 8-11 Agustus 2012 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Bandung
  • International Triple Helix Conference X, 8-10 Agustus 2012, di Hotel Grand Royal Panghegar, Bandung
  • Peresmian Program Pisar Airbone Campaign, 8 Agustus 2012, di PT Dirgantara Indonesia Bandung
  • Karnaval Kreativitas Iptek, 8 Agustus 2012, yang akan start dari Depan Kampus ITB, Jalan Ganesha, dan akan menyusuri Jalan Dago, Dipati Ukur, Gedung Sate
  • Puncak Peringatan Hakteknas, 30 Agustus 2012, diselenggarakan di Gedung Merdeka Bandung yang akan dihadiri oleh Bapak Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Bapak Prof Dr Ing BJ Habibie
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com