Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waduk Kian Mengering

Kompas.com - 31/08/2012, 05:51 WIB

BOYOLALI, KOMPAS - Seiring musim kemarau volume air pada sejumlah waduk di Pulau Jawa kian berkurang. Bahkan, debit air Sungai Citarum di Jawa Barat dan Bengawan Solo di Jawa Tengah juga terus menyusut sehingga suplai air ke ribuan hektar sawah pun terhenti. Produksi padi bakal terancam.

Sebulan terakhir sawah dan ladang seluas 1.535 hektar tidak teraliri air karena Waduk Klego di Bade, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali, Jateng, ditutup menyusul mengeringnya sumber air waduk tersebut. Operator Waduk Klego, Sutardi, Kamis (30/8), menyebutkan, ketinggian waduk mencapai batas minimum sebulan lalu. Karena itu, pintu air waduk ditutup untuk pengairan. Air sesekali dialirkan, tetapi hanya untuk membasahi saluran agar tidak pecah karena kering.

Sutardi mengatakan, lahan sawah yang tidak teraliri itu berada di Kecamatan Klego dan Kecamatan Andong. Selama ini pengairannya bergantung pada waduk seluas 97,5 hektar itu.

”Dua mata air yang sebelumnya selalu mengalir, yaitu mata air Gandik dan Kali Pundung, kini mati. Selain itu, Bendung Parean juga rusak karena tingginya sedimentasi sehingga tak dapat mengalirkan air ke waduk,” kata Sutardi.

Adapun pasokan air ke sejumlah wilayah di daerah irigasi Jatiluhur juga lebih rendah dari rencana menyusul terus turunnya tinggi muka air dan volume Waduk Ir H Djuanda tiga bulan terakhir. Para pengguna diimbau menghemat.

Realisasi tinggi muka air (TMA) Waduk Djuanda di Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (30/8) pukul 07.00, mencapai 95,78 meter atau lebih rendah dari rencana 98,65 meter. TMA Waduk Cirata dan Waduk Saguling yang berada di aliran Sungai Citarum juga lebih rendah dibanding saat normal.

Turunnya debit Citarum dan anak-anak sungainya juga membuat volume efektif waduk berkurang. Total volume ketiga waduk pada Kamis pagi 1,026 miliar meter kubik, lebih rendah dari rencana 1,272 miliar meter kubik atau kondisi normal 2,524 miliar meter kubik.

Bengawan Solo

Menurut Kepala Bagian Humas Perum Jasa Tirta (PJT) II Imas Aan, distribusi air dilakukan seefisien mungkin demi menjamin kelangsungan pasokan. Karena itu, petani diminta mematuhi jadwal pemakaian air. ”Jika kemarau berlanjut, PJT II mengusulkan operasi hujan buatan kepada Kementerian Pekerjaan Umum pada akhir Oktober atau awal September,” ujarnya.

Sekitar 1.625 hektar sawah dari sekitar 49.000 hektar sawah juga terancam kekeringan. ”64 hektar lainnya telanjur puso,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Garut Hendri Nugroho di Tasikmalaya, Kamis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com