Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemas, Juragan Pempek Beromzet Ratusan Juta

Kompas.com - 31/08/2012, 07:48 WIB

Lulus kuliah tahun 1995, ia sempat bekerja di beberapa perusahaan. Namun, naluri bisnis kembali memanggilnya. Tahun 2002, ia menanggalkan profesinya sebagai karyawan dan memilih terjun ke bisnis servis komputer di Bekasi.

Selain jasa servis, ia juga menyediakan komponen-komponen komputer. Namun, bisnis ini hanya bertahan dua tahun. Setelah menutup usaha ini, ia menggeluti bisnis baru, yakni, bisnis penjualan mobil. Kemas memulai usaha jual beli mobil baru dan bekas pada tahun 2004. Selama menggeluti usaha ini, ia sempat memiliki showroom sendiri di Bekasi.

Namun, lagi-lagi bisnisnya ini harus gulung tikar karena dilanda krisis. "Waktu itu, harga BBM (bahan bakar minyak) naik sehingga penjualan mobil turun drastis,"jelasnya. Saat menutup usaha ini tahun 2005, ia terjerat utang dalam jumlah besar. Untuk melunasi utangnya, ia terpaksa menjual rumah dan aset-aset miliknya.

Jatuh bangun di dunia bisnis tidak membuatnya jera. Kemas menilai, kegagalan itu bukanlah akhir dari bisnisnya. Tidak sampai satu tahun setelah menutup usahanya, Kemas bekerja di salah satu perusahaan otomotif di Jakarta sebagai sales marketing.

Di perusahaan itu ia bertekad untuk mengumpulkan modal sebelum terjun ke dunia bisnis lagi. Selama bekerja di perusahaan itu, pendapatannya lumayan besar karena berhasil menjual ribuan mobil.

Setelah uang tabungannya terkumpul lumayan banyak, pada tahun 2007 ia memutuskan keluar dan mendirikan bisnis pempek. Bisnis ini dirintisnya dengan modal awal Rp 20 juta.

Belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, ia pun bertekad untuk mengembangkan bisnis barunya ini.  Upayanya itu tidak sia-sia.Terbukti, total gerai pempeknya kini sudah mencapai 92 outlet yang tersebar di kota-kota besar di seluruh Indonesia.

Merambah bisnis lain

Kendati telah sukses di bisnis pempek, Kemas Firmansyah tetap rajin melihat peluang usaha lain. Kini, ia kembali merambah bisnis jual beli mobil. Sebelumnya, dia pernah terjun ke bisnis ini pada tahun 2004. Setahun berjalan, usahanya itu bangkrut. Namun, Kemas mengaku tak jera untuk kembali merambah bisnis jual beli mobil ini.

Hanya, saat ini dia belum memiliki showroom khusus jual beli mobil. "Jadi, saya jual mobil satu per satu langsung kepada konsumen," kata Kemas.

Meski demikian, ke depan ia tetap berencana untuk membuka showroom mobil lagi. Untuk itu, Kemas akan mengajak beberapa investor. Dengan berkongsi, dia tidak akan sendirian mengelola bisnis ini.

Bila bangkrut, Kemas pun tidak akan menanggung kerugian terlalu besar. Jadi, risiko usaha ditanggung bersama investor. Menurutnya, sistem ini jauh lebih baik dibandingkan dengan membuka bisnis sendiri.

Selain kembali menggarap bisnis jual beli mobil, ia juga akan melebarkan sayap usahanya di bisnis makanan. Yakni, merambah bisnis makanan sehat khusus bayi dan anak-anak. Bila tak ada aral melintang, bisnis ini akan Kemas launching pada September tahun ini, dengan nama Super Barin Food.

Sejatinya, Kemas sudah merintis usaha ini sejak dua tahun terakhir dengan sistem katering. Kalau nanti sudah resmi diluncurkan, ia akan langsung menawarkan kemitraan usaha kepada investor yang berminat.

Kemas menjelaskan, makanan yang dipasarkan itu dia produksi khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi otak bayi dan anak-anak. Makanya, ia mengklaim, pembuatan makanan itu tidak menggunakan bahan kimia. "Kami bikin kandungan gizi makanan ini tinggi dan berguna bagi kecerdasan anak-anak," papar Kemas.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    [POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

    [POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

    Whats New
    [POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

    [POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

    Whats New
    [POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

    [POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

    Whats New
    5 Kebiasaan yang Bisa Diterapkan agar Keuangan Sehat

    5 Kebiasaan yang Bisa Diterapkan agar Keuangan Sehat

    Spend Smart
    Memahami Pajak Investasi Emas

    Memahami Pajak Investasi Emas

    Whats New
    Harga Bawang Merah Mahal, Pemerintah Masifkan Gerakan Pangan Murah di Jakarta

    Harga Bawang Merah Mahal, Pemerintah Masifkan Gerakan Pangan Murah di Jakarta

    Whats New
    Anggota DPR Minta OJK Tangani Aduan Layanan Paylater

    Anggota DPR Minta OJK Tangani Aduan Layanan Paylater

    Whats New
    Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

    Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

    Whats New
    Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

    Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

    Whats New
    Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

    Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

    Earn Smart
    Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

    Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

    Earn Smart
    Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

    Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

    Whats New
    Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

    Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

    Whats New
    1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

    1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

    Spend Smart
    Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

    Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com