Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jonan, Mengubah Indonesia Lewat Kereta Api

Kompas.com - 31/08/2012, 15:44 WIB

Penumpang kereta jarak jauh dan sedang juga harus duduk. Sementara untuk meminimalkan calo, nama di tiket harus sesuai dengan kartu identitas. Kebijakan ini bikin heboh. Penumpang terkaget-kaget.

Banyak penumpang, bahkan pegawai KAI, dan orang penting yang angkat suara. Meski justru terkesan menyepelekan penumpang dengan mengatakan, mungkinkah penumpang kereta diatur seperti itu? Bagaimanapun, hasilnya penumpang nyaman.

Siapa pun yang keberatan dengan sistem itu boleh melongok Stasiun Pasar Senen yang kini nyaman. Sistem boarding tak sekadar membuat stasiun lebih bersih, juga mengamankan pendapatan KAI. Namun, yang terpenting, mampu mengedukasi masyarakat.

Awalnya pegawai KAI mengeluhkan sulitnya mengajari penumpang antre. Namun, lambat laun, penumpang sendiri yang mengakui antre membuat mereka lebih nyaman.

Apabila dulu pegawai PT KAI harus mengancam menurunkan penumpang yang merokok, pasca-diterapkannya larangan merokok pada Maret 2012, sesama penumpang mengingatkan penumpang lain yang merokok di atas kereta.

Komisi Nasional Pengendalian Tembakau pun menghargai komitmen KAI dalam melarang aktivitas merokok di atas kereta dan lingkungan stasiun.

Inovasi juga diluncurkan PT KAI awal Agustus silam. Pembelian tiket bisa melalui situs http://www.kereta-api.co.id. Lewat sistem ini calon penumpang lebih mudah membeli tiket.

Alhasil, dalam penutupan Pos Koordinasi Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu tahun 2012, Selasa (28/8/2012), hanya moda kereta api yang mendapat pujian. Menteri Perhubungan pun melontarkan niatnya menerapkan sistem boarding di terminal bus dan pelabuhan.

Tak ragu

Perubahan-perubahan itulah yang dirasakan penumpang kereta api. Mereka tak lagi berdesak-desakan di stasiun. Kebersihan di stasiun dan kereta api terjaga. Jadwal keberangkatan dan kedatangan juga semakin sesuai dengan yang dijanjikan.

Perubahan itu dilakukan Jonan dengan tegas tanpa pandang bulu. Mengapa berani? ”Ini dari ketiadaan vested interest pada diri saya. Kalau tidak punya kepentingan tertentu, kita takkan ragu memutuskan atau berbuat apa pun,” ujar Jonan.

Empat puluh sembilan tahun lalu, Jonan lahir di Singapura. Ia tumbuh dalam keluarga yang mapan, kemudian berkarier gemilang pada perusahaan finansial multinasional. Maka, boleh dikatakan, hari-harinya di PT KAI dijalani sebagai sebuah pengabdian.

Setelah 3,5 tahun memimpin PT KAI, apakah kini gairahnya tertuju pada perkeretaapian? ”Bagi saya, yang penting pekerjaan ini bermanfaat buat banyak orang,” ujar Jonan.

Dia yakin kereta api merupakan bagian dari solusi masalah di Indonesia. Sebagai contoh, mengenai banyaknya korban dalam arus mudik, Jonan menawarkan solusi untuk Lebaran 2013.

”Apabila pemerintah mau menyubsidi pengangkutan sepeda motor dengan kereta, KAI akan mengangkut 300.000 motor pulang-pergi. Mengapa kami butuh subsidi? Karena pemudik butuh tarif yang terjangkau. Tanpa itu, mereka tetap akan menantang bahaya untuk mudik,” katanya.

Dari kereta api kita bisa becermin, sesungguhnya Indonesia mampu berubah. Disiplin, kerja keras, dan kejujuran bisa dibangkitkan kembali melalui contoh langsung.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com