Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasokan Air Seret, Warga Terbebani

Kompas.com - 04/09/2012, 05:11 WIB

MAROS, KOMPAS - Musim kemarau yang sudah berlangsung tiga bulan terakhir membuat sumber air bersih makin kritis. Kerepotan tidak hanya dialami oleh warga desa, tetapi juga kota, seperti terjadi di Sulawesi Selatan, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Debit air di Bendung Leko Pancing, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, misalnya, menyusut. Kondisi itu mengganggu pasokan air bagi ribuan pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Berdasarkan pantauan, Senin (3/9), ketinggian air di Bendung Leko Pancing tinggal 30-50 sentimeter. Direktur Teknik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar Hasanuddin Baso mengemukakan, suplai air baku dari Bendung Leko Pancing ke Instalasi Pengelolaan Air (IPA) II Panaikang, Makassar, terus menurun dari 1.000 liter per detik menjadi 500 liter per detik. IPA II Panaikang melayani kebutuhan 68.430 pelanggan.

”Kami jadi sulit memenuhi kebutuhan air bersih sekitar 10 persen pelanggan, terutama yang tinggal di wilayah utara dan timur Makassar,” ungkap Hasanuddin. PDAM telah menyiapkan delapan tangki air berkapasitas 4-5 kubik yang akan bersiaga di sejumlah kecamatan, seperti Tamalanrea, Biringkanaya, Daya, dan Sudiang.

Terpaksa begadang

Sejumlah warga di Kelurahan Tallo Baru dan Kalukuang mengaku mulai kesulitan air bersih. ”Kami harus begadang karena air baru mengalir setelah pukul 12 malam,” ungkap Daeng Rattang (39), warga Tallo Baru. Ia terpaksa membeli air Rp 2.500 per jeriken untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari.

Wilayah di dua kawasan obyek wisata Prambanan dan Kaliurang, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, mengalami krisis air bersih. Khusus di wilayah Kaliurang, kekurangan air bersih baru pertama kali ini terjadi dan dialami sejak gunung Merapi meletus tahun 2010 hingga kini belum teratasi.

”Dulu sebelum Merapi meletus 2010, air berlimpah tidak pernah kekurangan,” kata Ny Djimsan, penjual sate kelinci di wilayah Kaliurang. Kini, Ny Djimsan harus membeli air bersih satu tangki berisi 5.000 liter dengan harga Rp 140.000 dan itu hanya bisa digunakan untuk satu-dua minggu.

Ny Djum, penjual nasi dan jajanan di dekat arena bermain kanak-kanak di obyek wisata Kaliurang, juga mengakui hal itu. ”Sekarang ini obyek wisata masih tetap sepi, belum pulih saat seperti Merapi sebelum meletus. Praktis dagangan saya juga sepi pembeli,” tuturnya.

Menurut Kepala Proyek Daerah Air Minum Kabupaten Sleman Dwi Nurwoto, sejak Merapi meletus, memang praktis semua jaringan air minum PDAM macet. Setelah mendapat bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berupa proyek water treatment, 21.000 pelanggan PDAM bisa dilayani semuanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com