Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TAJUK RENCANA

Kompas.com - 08/09/2012, 03:08 WIB

Ketergantungan Bawa Konsekuensi

Menlu AS Hillary Clinton mengatakan, Timor Leste harus mengatasi ketertinggalannya, baik dalam konteks politik maupun ekonomi.

Anjuran yang baik itu digarisbawahi oleh Hillary, yang dalam kunjungannya ke Dili itu bertemu dengan Presiden Taur Matan Ruak dan Perdana Menteri Xanana Gusmao. Namun, tanpa bermaksud mencampuri kebijakan luar negeri Timor Leste, AS mengomentari maraknya aliran dana bantuan dan investasi China yang masuk ke Timor Leste.

Ada dua hal penting yang dapat dilihat dari pernyataan Hillary itu. Pertama, AS mendorong Timor Leste untuk mengatasi ketertinggalannya, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara tetangganya di Asia Tenggara. Kedua, AS memperingatkan Timor Leste untuk tidak terlalu bergantung kepada satu negara, dalam hal ini China.

Persoalannya, AS pada saat ini tidak berada dalam posisi untuk mengimbangi China dalam memberikan bantuan kepada Timor Leste.

AS melihat kondisi Timor Leste masih lemah setelah 400 tahun di bawah Portugal dan 24 tahun di bawah Indonesia. Salah seorang pejabat Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, hingga kini Timor Leste masih direcoki banyak kekerasan. Negara itu masih punya banyak hal yang harus dilakukan.

Bahwa Timor Leste harus mengatasi ketertinggalannya, tidak ada yang membantah. Hanya kemudian pertanyaannya adalah bagaimana cara mengatasi ketertinggalan itu.

Timor Leste harus menetapkan prioritas dan menentukan dari mana ketertinggalan itu akan diatasi. Membangun infrastruktur dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah prioritas utama. Sementara itu, membangun kekuatan militer yang menghabiskan dana sangat besar dijadikan prioritas yang kesekian saja.

Stabilitas tidak selalu dibangun dengan kekuatan militer. Salah satu cara untuk menghadirkan stabilitas di negeri itu adalah dengan membangun ikatan yang lebih dekat dengan ASEAN.

Ketergantungan yang besar kepada satu negara akan membawa konsekuensi menurunnya kebebasan. Pengalaman Kamboja dapat dijadikan contoh yang sangat segar. Ketergantungan Kamboja kepada China menjadikan untuk pertama kalinya negara-negara anggota ASEAN gagal mengeluarkan Komunike Bersama pada akhir Pertemuan Tahunan Menteri Luar Negeri ASEAN di Phnom Penh, pertengahan Juli lalu.

Pada saat itu, Kamboja yang dekat dengan China tidak mau memasukkan sengketa Laut China Selatan ke dalam Komunike Bersama, ketika Filipina meminta agar perseteruannya dengan China di Laut China Selatan dimasukkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masih Merugi, Industri Fintech Lending Diharapkan Cetak Laba pada Kuartal II 2024

Masih Merugi, Industri Fintech Lending Diharapkan Cetak Laba pada Kuartal II 2024

Whats New
Surat Utang Diburu Investor, Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun

Surat Utang Diburu Investor, Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun

Whats New
Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Whats New
OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

Whats New
Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Earn Smart
Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Whats New
Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Whats New
OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

Whats New
Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Whats New
Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Work Smart
PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

Whats New
MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Whats New
Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com