Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Retno, Inovasi Es Krim Jamu

Kompas.com - 10/09/2012, 10:10 WIB
Dimasyq Ozal

Penulis

Tapi, masyarakat tak perlu takut mencobanya. Mereka bisa bekerja sama dengan tukang jamu gendong yang telah piawai sebagai penyuplai ramuan jamu.

Caranya, ramuan jamu dicampur dengan tepung tapioka dan tepung hunkwe. Lalu pemanisnya bisa menggunakan madu, gula aren, gula jawa maupun gula tropicana. Dan terpenting ditambahkan kayu legi, sejenis kayu manis yang ampuh menetralkan pahitnya jamu.

Untuk pewarna sendiri,  Retno tidak menyarankan pakai pewarna buatan maupun alami. Lebih baik menerima warna natural dari jamu itu sendiri, misalnya cokelat, putih abu-abu, dan kuning.  Ini akan mencirikan warna keaslian dari jamunya sendiri.

Setelah bahan jadi satu,  kemudian dimasukan ke dalam termos kecil khusus bikin es krim yang berbahan dasar aluminium.  Tukang es krim potong menyebutnya ‘Termos Bos’ yang biasa dijual dengan harga Rp 100.000-an ukuran kecil atau cukup untuk 50 cup ukuran standar es krim jamu.

Lalu, termos kecil yang telah terisi dimasukan ke dalam termos bos besar.  Bila tidak ada, bisa gunakan ember plastik yang harganya jauh lebih murah.

“Bos kecilnya itu dimasukan ke dalam bos besar. Baru lah bos besar diisi es batu dan  garam kasar (Penggunaan garam agar tidak mudah mencair saat diputar). Lalu diputar-putar sekitar 15-20 menit-an hingga  membeku. Walaupun membeku tapi empuk,” jelas Retno.

Berdasarkan nasihat dari apoteker rekanannya, Retno menjelaskan es krim jamu yang disimpan di dalam frezzer  kulkas, ada baiknya tidak lebih dari 24 jam. Lewat dari itu, dikhawatirkan akan mengurang khasiat dari jamu sendiri. Maklum, es krim tersebut memang tidak pakai bahan pengawet.

Ia menjamin, khasiat memakan dinginnya es krim jamu ini seperti halnya meminum hangatnya jamu tradisional yang biasa ditemui di jalan. 

"Untuk mencoba inovasi usaha es krim jamu ini dengan kemampuan industri rumahan minimal 50 cup itu, Saya pikir dananya minimal Rp 300.000-an. Itu sudah termasuk untuk termos bos kecil, ember plastik, batu es, garam, dan yang terpenting ramuan jamunya," ungkap Retno.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

    Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

    Work Smart
    Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

    Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

    Whats New
    SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

    SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

    Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

    Whats New
    Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

    Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

    Whats New
    [POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

    [POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

    Whats New
    Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

    Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

    Spend Smart
    Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

    Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

    Whats New
    Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

    Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

    Whats New
    Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

    Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

    Whats New
    Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

    Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

    Whats New
    Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

    Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

    Work Smart
    Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

    Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

    Spend Smart
    Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

    Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com