Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pangan, Indonesia Menyedihkan

Kompas.com - 16/10/2012, 22:16 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati yang mampu mendukung pemenuhan kebutuhan pangan. Namun, keanekaragaman tersebut banyak yang tak termanfaatkan sehingga dalam soal pangan Indonesia justru tampak menyedihkan.

Aliansi Desa Sejahtera pada Hari Pangan Sedunia, Selasa (16/10/2012), menyatakan, Indonesia memiliki 77 jenis sumber karbohidrat, 26 jenis kacang-kacangan, 389 jenis buah-buahan, 75 jenis sumber lemak, dan 273 jenis sayuran.

Namun, dengan sumber pangan melimpah, Indonesia masih harus mengimpor bahan pangan. Sepanjang 2012, impor beras sudah mencapai 1,95 juta ton, jagung sebanyak 2 juta ton, kedelai sebanyak 1,9 juta ton, daging sapi setara 900.000 ekor sapi, gula sebanyak 3,06 juta ton, dan teh sebesar 11 juta dollar.

Tejo Wahyu Jatmiko dari Aliansi Desa Sejahtera dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa hari ini, mengungkapkan perlunya kebijakan pangan yang cerdas dan berkeadilan.

Masyarakat, kata Tejo, perlu diajak lagi untuk mengenal pangan lokalnya, seperti jenis umbi-umbian yang belakangan justru terbukti manfaatnya bagi kesehatan. Dalam soal antisipasi pada dampak perubahan iklim, Indonesia tidak hanya bisa bergantung pada produk asing, seperti benih impor. Indonesia perlu mengembangkan sumber daya alam yang dimiliki.

Achmad Surambo, Koordinator Kelompok Kerja Sawit dari Aliansi Desa Sejahtera, mengatakan, Indonesia perlu memanfaatkan keanekaragaman hayati yang dimiliki untuk mendukung kebutuhan pangan.

Menurut Achmad, langkah yang dilakukan Indonesia saat ini justru sebaliknya. Pangan diseragamkan dan lahan tempat tumbuhnya bahan pangan dibabat. "Di antaranya diubah menjadi deretan perkebunan sawit yang 80 persen untuk ekspor."

Konsekuensi yang muncul dari langkah itu, masyarakat kesulitan mengakses bahan pangan secara mandiri. Pangan harus dibeli, bahkan dari wilayah yang jauh dari tempat tinggal.

Pengelolaan keanekaragaman hayati laut pun diperlukan. Saat ini, menurut Abdul Halim, dari Kelompok Kerja Perikanan Aliansi Desa Sejahtera, sumber protein laut banyak yang tak bisa dinikmati oleh rakyat. Sebagian sumber daya justru dicuri.

Indonesia saat ini masih menjadi cerminan negara berkembang dengan permasalahan pangannya. Data mengungkap, 870 juta orang menderita kelaparan atau kurang gizi. Sebanyak 97,9 persen dari orang yang kelaparan hidup di negara berkembang dan 80 persen orang yang kelaparan justru terlibat langsung pada proses penyediaan pangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com