Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TAJUK RENCANA

Kompas.com - 18/10/2012, 04:20 WIB

Ironi Situasi Pangan Kita

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB pada Hari Pangan 16 Oktober kembali mengingatkan pentingnya tiap negara mewaspadai gejolak harga pangan.

Gejolak harga pangan berhubungan erat dengan akses masyarakat, terutama kelompok rentan, terhadap pangan. Pengeluaran sebagian besar rumah tangga Indonesia masih cukup besar untuk pangan sehingga menentukan inflasi.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB sudah mengeluarkan peringatan tentang gejolak harga pangan dan dampaknya terhadap kelaparan, akhir Agustus lalu. Dalam pertemuan memperingati Hari Pangan di Roma, Selasa lalu, peringatan tersebut kembali diulang. Peringatan itu berkaitan dengan kenaikan 1,4 persen harga pangan dunia, terutama biji-bijian, daging, dan susu, setelah dalam dua bulan terakhir stabil.

Bagi Indonesia, Hari Pangan adalah momentum untuk kembali mengingatkan, pangan adalah hak asasi rakyat yang dijamin konstitusi. Bicara pangan bukan berarti hanya penyediaannya, melainkan juga akses terhadap pangan. Badan PBB untuk Anak-anak mengingatkan, satu dari tiga anak Indonesia kekurangan gizi. Jika tidak segera diatasi, bukan tidak mungkin Indonesia kehilangan manfaat dari bonus demografi.

Badan Pusat Statistik memasukkan pangan sebagai penentu penting garis kemiskinan. Karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga harga pangan selalu stabil. Program Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam masa jabatan keduanya adalah memastikan ada cadangan beras 10 juta ton yang harus diusahakan dari produksi dalam negeri. Keuntungan memproduksi sendiri pangan di dalam negeri adalah menghindarkan ketergantungan dari impor sehingga Indonesia memiliki ketahanan dan kedaulatan pangan. Memproduksi pangan di dalam negeri memberikan lapangan kerja di desa dan kota melalui kegiatan di ladang hingga industri pengolahan.

Ironisnya, Indonesia sebagai negara agraris justru menjadi importir pangan. Tahun ini pemerintah berencana mengimpor 1 juta ton beras. Padahal, Kementerian Pertanian berkali-kali menyebutkan produksi beras tahun ini meningkat dari tahun lalu. Juga sedang dikaji konsumsi beras nasional yang mungkin lebih rendah daripada angka selama ini, 139 kilogram per kapita per tahun. Artinya, ada kemungkinan kelebihan produksi dibandingkan dengan konsumsi.

Ironi lain, kecenderungan terus naiknya impor buah dan sayuran, ikan, susu, daging, bahkan garam. Begitupun, Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan meminta Indonesia membuka lebih luas pasar dalam negeri terhadap impor hasil pertanian.

Hari Pangan seharusnya bukan sekadar seremoni apabila pemerintah sungguh peduli pada hak asasi rakyat serta kedaulatan dan ketahanan pangan. Ketidakhadiran Presiden dan Wakil Presiden pada peringatan Hari Pangan Nasional memberikan sinyal, ketahanan dan kedaulatan pangan belum menjadi prioritas seperti dijanjikan.

Pemberantasan Kemiskinan di Asia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Catat, Ini Rincian Batas Minimal Nilai UTBK untuk Daftar PKN STAN 2024

Catat, Ini Rincian Batas Minimal Nilai UTBK untuk Daftar PKN STAN 2024

Whats New
Pemerintah Temukan SPBE Kurang Isi Tabung Elpiji 3 Kg, Ini Tanggapan Pertamina

Pemerintah Temukan SPBE Kurang Isi Tabung Elpiji 3 Kg, Ini Tanggapan Pertamina

Whats New
Pemerintah Bayar Kompensasi Listrik ke PLN Rp 17,8 Triliun

Pemerintah Bayar Kompensasi Listrik ke PLN Rp 17,8 Triliun

Whats New
Lowongan Kerja Adaro Energy untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Adaro Energy untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Allianz Utama Kumpulkan Premi Bruto Rp 803,52 Miliar Sepanjang 2023

Allianz Utama Kumpulkan Premi Bruto Rp 803,52 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Hampir 70 Persen Gen Z Memilih Jadi Pekerja Lepas, Apa Alasannya?

Hampir 70 Persen Gen Z Memilih Jadi Pekerja Lepas, Apa Alasannya?

Whats New
Tingkatkan Peluang Ekspor UKM, Enablr.ID Jadi Mitra Alibaba.com

Tingkatkan Peluang Ekspor UKM, Enablr.ID Jadi Mitra Alibaba.com

Whats New
Praktik Curang Kurangi Isi Elpiji 3 Kg Rugikan Masyarakat Rp 18,7 Miliar Per Tahun

Praktik Curang Kurangi Isi Elpiji 3 Kg Rugikan Masyarakat Rp 18,7 Miliar Per Tahun

Whats New
Pertagas Gelar Pelatihan untuk Dorong Peningkatan Ekonomi Masyarakat Penyangga IKN

Pertagas Gelar Pelatihan untuk Dorong Peningkatan Ekonomi Masyarakat Penyangga IKN

Whats New
PLN EPI dan Universitas Telkom Kembangkan Teknologi 'Blockchain'

PLN EPI dan Universitas Telkom Kembangkan Teknologi "Blockchain"

Whats New
Mendag Ungkap Temuan 11 Pangkalan Gas Kurangi Isi Elpiji 3 Kg di Jakarta hingga Cimahi

Mendag Ungkap Temuan 11 Pangkalan Gas Kurangi Isi Elpiji 3 Kg di Jakarta hingga Cimahi

Whats New
Dorong UMKM Naik Kelas, Kementerian BUMN Gelar Festival Jelajah Kuliner Nusantara

Dorong UMKM Naik Kelas, Kementerian BUMN Gelar Festival Jelajah Kuliner Nusantara

Whats New
Dorong Implementasi Energi Berkelanjutan, ITDC Nusantara Utilitas Gandeng Jasa Tirta Energi

Dorong Implementasi Energi Berkelanjutan, ITDC Nusantara Utilitas Gandeng Jasa Tirta Energi

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 25 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 25 Mei 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com