Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahlan Iskan Tak Mau Disalahkan

Kompas.com - 03/12/2012, 11:18 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.comBadan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat atau BK DPR menilai laporan Menteri BUMN Dahlan Iskan keliru. Sejumlah nama yang dilaporkan Dahlan ternyata tidak ikut dalam pertemuan dengan direksi PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) yang ditengarai sebagai upaya meminta jatah. Menanggapi hal ini, Dahlan menyatakan tak mau disalahkan atas kekeliruan nama yang dilaporkan ke Badan Kehormatan.

"Terserah BK, kami hanya menyerahkan ke sana. Saya tidak tahu ada yang salah atau tidak, saya tidak dalam kapasitas menjawab apakah ada yang salah atau tidak," ujar Dahlan, Senin (3/12/2012), saat memenuhi panggilan Komisi VII DPR bidang Energi di Gedung Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Dahlan datang ke rapat dengar pendapat itu hanya sekitar 15 menit. Ia lalu mohon pamit kepasa semua anggota Komisi VII untuk izin tidak mengikuti rapat lantaran harus mengikuti rapat terbatas Kabinet Indonesia Bersatu II di Istana Negara.

Saat hendak meninggalkan Kompleks Parlemen, Dahlan kembali dicecar soal konsekuensi dari ketidakvalidan laporan yang disampaikannya ke BK. Pasalnya, beberapa anggota DPR sedang siap-siap menggugat balik Dahlan Iskan lantaran tidak terima dituding melakukan pemerasan. Mantan Direktur Utama PT PLN itu mengaku siap jika harus berhadapan dengan hukum atas kekeliruan laporannya yang dianggap telah mencemarkan nama baik tersebut.

"Enggak apa-apa," ucapnya singkat.

Sebelumnya, Ketua BK Muhammad Prakosa menyayangkan ketidakakuratan laporan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Setelah melakukan revisi sejumlah nama anggota DPR yang diduga memeras BUMN, BK tetap menemukan kekeliruan. Salah satunya adalah penyebutan nama politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Muhammad Hatta. Hatta disebut-sebut ikut dalam pertemuan anggota Komisi XI dengan direksi Merpati pada tanggal 1 Oktober 2012. Pertemuan itu ditengarai sebagai upaya anggota Dewan meminta upeti. Hatta mengklarifikasi bahwa pada tanggal tersebut ia tengah berada di Klaten, Jawa Tengah. Ia pun menunjukkan bukti foto-foto yang memperkuat pernyataannya.

"Kami sangat menyayangkan atas ketidakakuratan informasi ini, apalagi mengenai nama orang yang sudah mendapat vonis dari publik. Ini kami sayangkan, kembali terjadi lagi ketidakakuratan," ucap Prakosa, Rabu (28/11/2012) di Gedung Kompleks Parlemen Senayan.

Kesalahan Dahlan tidak hanya terjadi sekali. Pada laporan kali pertama ke BK, Dahlan bahkan sempat mencantumkan nama politisi Partai Demokrat, Andi Timo Pangerang; dan politisi Partai Amanat Nasional, M Ichlas El-Qudsy. Keduanya juga anggota Komisi XI DPR. Namun, Dahlan kemudian kembali meralatnya setelah Timo dan Ichlas menyatakan tidak ikut dalam pertemuan 1 Oktober. Dengan berbagai kekeliruan ini, Prakosa mengatakan bahwa BK berencana akan memanggil lagi Dahlan Iskan. Sebelumnya, Dahlan sudah dua kali dipanggil BK terkait kasus dugaan pemerasan BUMN ini.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Dahlan Iskan vs DPR

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

    IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

    Whats New
    Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

    Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

    Whats New
    Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

    Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

    Whats New
    Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

    Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

    Whats New
    Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

    Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

    Whats New
    Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

    Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

    Whats New
    Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

    Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

    Whats New
    Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Whats New
    MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

    MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

    Whats New
    Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

    Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

    Whats New
    Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

    Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

    Whats New
    Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

    Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

    Whats New
    Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

    Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

    Whats New
    Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

    Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

    Whats New
    9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

    9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com