Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Tarif Listrik Menyengat ke Mana-mana

Kompas.com - 04/01/2013, 03:08 WIB

Suwarno (45), perajin kecil knalpot, mengaku tak dapat bersaing dengan perajin berskala menengah karena produksinya lebih besar dan berani mengambil keuntungan lebih tipis.

Perajin knalpot juga berancang-ancang mengganti kualitas bahan baku dengan yang sedikit lebih murah. ”Mungkin nyari drum bekas yang mutunya lebih jelek atau yang daur ulang,” kata perajin yang mempekerjakan empat orang itu.

Jika harga drum bekas biasa Rp 160.000 per buah, dengan kualitas sedikit lebih jelek dia bisa mendapat barang sejenis seharga Rp 130.000 per buah.

Usaha bordir

Foto saat menerima penghargaan Paramakarya dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2007 terpampang di ruang tamu rumah Pupu (55), pengusaha bordir.

”Penghargaan ini saya dapatkan karena mampu memberikan upah tiga kali lipat besar penghasilan pekerja ketimbang UMK (upah minimum kota). Saat itu saat UMK Tasikmalaya sekitar Rp 700.000,” kenang pemilik Indri Creative Bordir di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kawalu, Kota Tasikmalaya, itu.

Indri Creative Bordir hanya satu dari ribuan usaha bordir di Kota Tasikmalaya. Berdasarkan data Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Tasikmalaya, hingga tahun 2011, bordir menyerap 12.000 tenaga kerja di 1.229 unit usaha. Nilai investasi mencapai Rp 98 miliar dengan nilai produksi Rp 586 miliar.

Namun, Pupu pesimistis memori itu terulang lagi pada 2013. Kenaikan TTL membuat kepalanya pening. Ia khawatir 40 pekerjanya akan mendapatkan penghasilan lebih kecil daripada UMK Tasikmalaya 2012 sebesar Rp 946.200.

Untuk daya listrik 4.400 VA, Pupu dalam sebulan butuh Rp 1,5 juta-Rp 1,8 juta untuk listrik. Jika tarif naik hingga 15 persen, ia harus menyisihkan Rp 1,8 juta-Rp 2,1 juta per bulan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com