Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Tiket Kereta Naik 150 Persen, Penumpang Protes

Kompas.com - 11/03/2013, 15:38 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com — Harga tiket kereta api (KA) ekonomi mengalami kenaikan hingga 150 persen, yakni dari Rp 51.000 menjadi Rp 130.000 hingga Rp 300.000. Kenaikan harga tiket itu memicu protes para penumpang kereta di Malang, Jawa Timur.

Di Malang, kenaikan harga tiket berlaku untuk KA Matarmaja kelas ekonomi jurusan Malang-Jakarta Pasar Senen.

"Sebagai penumpang, jelas kita protes karena tidak ada sosialisasi jauh hari sebelumnya. Seharusnya ada sosialisasi dulu sebelum harga tiket naik," protes Ahmad Afandi, salah seorang penumpang kereta yang ditemui Kompas.com di Stasiun Besar Kota Malang, Senin (11/3/2013).

Sosialisasi itu, kata Afandi, seharusnya dilakukan untuk menjelaskan alasan kenaikan harga tiket kereta. "Tidak langsung menaikkan harga tiket. Kita sebagai calon penumpang harus diberi tahu sebelumnya," katanya.

Terlebih lagi, kata dia, kenaikan harga tiket kereta mencapai 150 persen. "Ini memeras rakyat kecil namanya," protes Afandi.

Keluhan serupa disampaikan Siti Maimunah, seorang calon penumpang tujuan Jakarta. "Jelas protes jika naiknya mencapai 150 persen. Naik kereta sudah tidak merakyat lagi," katanya.

Sementara itu, Humas PT KAI Daops 8 Sumarsono menjelaskan, banyak faktor yang membuat harga tiket naik hingga 150 persen.

"Di antaranya pelayanan di KA ekonomi sudah sangat baik dan telah dipasangi AC," katanya.

Target PT KAI ke depan, kata Sumarsono, semua kereta harus dilengkapi AC. Hal itu sebagai bentuk peningkatan pelayanan kepada penumpang.

"Kenaikan harga tiket disesuaikan dengan fasilitas dan pelayanan yang ada," akunya.

Alasan lainnya, beber Sumarsono, hingga saat ini program subsidi tarif KA dari pemerintah belum juga turun. Dengan demikian, kata dia, tak ada jalan lain kecuali menaikkan harga tiket.

"Subsidi tak juga turun. Terpaksa harus dinaikkan secara sepihak, dan harga itu murni dari perusahaan," tegasnya.

Ditanya soal banyak calon penumpang yang protes, Sumarsono mengaku hanya menjalankan kebijakan PT KAI. "Kami hanya melaksanakan dari PT KAI," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Whats New
Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Whats New
Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Whats New
6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

Spend Smart
Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Whats New
[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com