Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batubara, Geliat Kota Sawahlunto

Kompas.com - 03/04/2013, 03:39 WIB

Sawahlunto bangkit dengan menjual kisah masa lalunya. Kisah itu dikemas dalam bentuk revitalisasi kota tua yang dilakukan sejak tahun 2005. Bangunan peninggalan Belanda diperbaiki dan difungsikan kembali untuk kegiatan perekonomian, seperti bank, kafe, hotel, kantor, toko serba ada, kantor pegadaian, dan museum. Kota itu kini tidak lagi mengandalkan sektor pertambangan, tetapi dari pariwisata.

Wali Kota Sawahlunto Amran Noor mengatakan, perekonomian yang sempat mati membuat banyak warganya beranjak pergi. Mereka tidak mau lagi tinggal di kota itu karena tak bisa mengumpulkan rezeki. Tahun 1998-2003 terjadi eksodus besar- besaran. Sekitar 7.000 keluarga meninggalkan Sawahlunto dan mencari penghidupan di daerah lain.

Susuri tambang

Perjalanan kami menuju Sawahlunto dimulai dari Kota Bukit Tinggi yang berjarak sekitar 3 jam perjalanan dengan mobil. Kondisi jalan dari Batusangkar ke Sawahlunto, terutama menjelang Talawi, diwarnai jalanan ambles di beberapa bagian. Mobil harus berjalan pelan agar tidak terguling karena sangat miring.

Kendaraan yang kami tumpangi tiba di Sawahlunto menjelang pukul 21.00, pekan lalu. Dari atas bukit tampak pendar cahaya kuning, yang ternyata berasal dari huruf besar bertuliskan Sawahlunto yang dipasang di atas bukit. Mirip Hollywood di Amerika Serikat.

Begitu memasuki kota, tiga silo besar yang berdiri seperti raksasa di kegelapan malam menyergap mata. Silo adalah silinder besar terbuat dari beton yang berfungsi sebagai tempat penampungan batubara. Tinggi silo kira-kira setara gedung berlantai 10. Ada tiga lokasi silo di Sawahlunto yang dibangun pada masa penjajahan Belanda.

Selain silo, Belanda banyak membangun infrastruktur di Sawahlunto terkait dengan pertambangan batubara, seperti gudang ransum, dapur umum, permukiman bagi orang China yang bekerja sebagai buruh kontrak atau pedagang, gedung tempat berkumpulnya orang Eropa (Belanda dan Jerman), gedung komedi, dan jalur kereta api hingga ke Pelabuhan Teluk Bayur di Kota Padang. Selain pelabuhan, semua infrastruktur itu kini menjadi museum dan lanskap penghias kota.

Sebelum kedatangan Belanda, Sawahlunto adalah daerah persawahan dan perladangan yang berada dalam wilayah adat Nagari Kubang. Tahun 1887, Belanda mulai membangun kota setelah menemukan batubara. Kota sebagai pusat permukiman dan kegiatan lain pada masa kolonial itu dikenal sebagai kawasan Kota Lama.

Kota Lama termasuk dalam wilayah Kecamatan Barangin dan Lembah Segar. Bangunan kota bercirikan arsitektur Eropa dan pecinan, bercampur dengan arsitektur lokal.

Melihat silo raksasa membuat kami ingin segera menelusuri Sawahlunto saat itu juga. Namun, pada malam hari belum begitu banyak kegiatan yang bisa dilakukan di Sawahlunto, kecuali sekadar duduk sambil makan minum di kafe dan restoran di sekitar Jalan Yos Sudarso dan Jalan M Yamin, Pasar Lama, yang adalah pusat kota Sawahlunto. Luas kota lama sekitar 576 hektar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com