Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Aset Jepang Berisiko Melonjak

Kompas.com - 06/04/2013, 03:16 WIB

Tokyo, Jumat - Bank sentral Jepang tetap akan memperhatikan pergerakan nilai aset yang dikhawatirkan akan melonjak karena stimulus yang akan dilakukan. Yen dan imbal hasil obligasi menyentuh titik terendah. Sementara pasar saham menguat hingga mencapai titik tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

Kurs yen melemah menjadi 97 per dollar AS pada perdagangan Jumat (5/4). Level itu merupakan level terendah sejak Agustus 2009. Pelemahan itu terjadi satu hari setelah Bank of Japan (BoJ) mengatakan akan menginjeksikan dana segar sebesar 1,4 triliun yen ke dalam perekonomian Jepang. Pengucuran uang tersebut dimaksudkan untuk menanggulangi deflasi yang sudah 20 tahun terjadi di Jepang.

Indeks Nikkei melambung 4,7 persen setelah pada perdagangan Kamis (4/4) naik 2,2 persen. Indeks melewati level 13.000 untuk pertama kali sejak Agustus 2008. Sementara imbal hasil obligasi Pemerintah Jepang bertenor 10 tahun mencapai rekor terendah sebesar 0,315 persen. Semakin rendah imbal hasil berarti semakin tinggi harga obligasi tersebut.

”Kami akan waspada dengan kemungkinan terjadinya kenaikan harga aset dengan cepat. Saya rasa tidak terjadi penggelembungan saham dan obligasi, dan saya tidak melihat kemungkinan itu akan terjadi dengan segera. Akan tetapi, kami tetap waspada terhadap risiko tersebut,” ujar Kuroda di Tokyo.

Strategi BoJ untuk mencapai target 2 persen inflasi dalam dua tahun dipandang sebagai sebuah langkah radikal dalam memperbaiki keadaan ekonomi. BoJ akan membeli obligasi sebesar 7 triliun yen atau 73 miliar dollar AS per bulan. Angka itu setara dengan 1,4 persen produk domestik bruto Jepang. Sebagai perbandingan, Bank sentral AS membeli 85 miliar dollar AS obligasi setiap tahun. Pembelian oleh The Fed itu setara dengan 0,6 persen dari besaran ekonomi AS.

Selain itu, bank sentral juga akan meningkatkan pembelian reksa dana yang diperdagangkan di bursa (exchange traded fund) sebesar 1 triliun yen per tahun dan reksa dana real berbasis properti 30 miliar yen per tahun.

”Saya rasa ada risiko terjadinya kenaikan harga aset secara tidak wajar,” ujar Hiroshi Shiraishi, ekonom senior pada BNP Paribas Securities. ”Pembelian aset seperti ini akan terus dilakukan dan mereka akan berkejaran dengan pasar yang sudah terdistorsi,” ujarnya lagi.

Risiko penurunan kurs yen akan membuat eksportir Asia lainnya kehilangan daya saing. Jepang dapat saja dituduh melakukan devaluasi yen. Negara berkembang juga khawatir terjadi banjir investasi karena para investor dapat meminjam dana murah dalam bentuk yen dan mereka berinvestasi di tempat lain yang memberikan imbal hasil lebih tinggi.

The Fed dan Bank of England juga telah melakukan pembelian obligasi dalam skala besar untuk menunjang pertumbuhan ekonominya. Sementara Bank Sentral Eropa memilih tidak mengubah kebijakan moneternya yang memang sudah longgar selama diperlukan untuk membantu pemulihan ekonomi.

”Seperti bank sentral lain, BoJ akan berhati-hati dalam mencermati pergerakan aset, tenaga kerja, dan kondisi upah serta data lain untuk menjaga stabilitas harga,” ujar Kuroda.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Kinerja 2023 'Kinclong', Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Kinerja 2023 "Kinclong", Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Whats New
Bela Warung Madura, Menteri Teten: Jangan Sampai Tersisih oleh Ritel Modern

Bela Warung Madura, Menteri Teten: Jangan Sampai Tersisih oleh Ritel Modern

Whats New
Info Lengkap Mata Uang Riyal ke Rupiah

Info Lengkap Mata Uang Riyal ke Rupiah

Whats New
Hindari Macet Demo Buruh 1 Mei, KAI Ubah Operasional 12 Kereta Api

Hindari Macet Demo Buruh 1 Mei, KAI Ubah Operasional 12 Kereta Api

Whats New
Mengenal Mata Uang Israel dan Nilai Tukarnya ke Rupiah

Mengenal Mata Uang Israel dan Nilai Tukarnya ke Rupiah

Whats New
Duduk Perkara soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Berawal dari Keluhan Minimarket

Duduk Perkara soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Berawal dari Keluhan Minimarket

Whats New
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Rabu 1 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Rabu 1 Mei 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 1 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 1 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
7 Bandara Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 50 Penerbangan Terdampak

7 Bandara Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 50 Penerbangan Terdampak

Whats New
Harga Bahan Pokok Rabu 1 Mei 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Rabu 1 Mei 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Emiten Kendaraan Listrik VKTR Catat Pendapatan Bersih Rp 205 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Kendaraan Listrik VKTR Catat Pendapatan Bersih Rp 205 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com