Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kaget, Harga Ayam Meroket

Kompas.com - 12/05/2013, 11:36 WIB

SAMPIT, KOMPAS.com - Pembeli di Pasar Keramat Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, dibuat kaget oleh meroketnya harga ayam potong yang menjadi Rp 30.000 per kilogram atau naik Rp 5.000 hanya dalam sepekan.

"Astaga, naiknya tinggi sekali. Minggu lalu saya masih membeli dengan harga Rp 25.000 per kilogram, sekarang sudah menjadi Rp 30.000. Belum bulan puasa harganya sudah seperti ini, bagaimana kalau bulan puasa nanti? Bisa lebih tinggi lagi," kata  Nisa, salah seorang pembeli, Minggu (12/5/2013).

Di pasar itu, harga ayam potong dijual antara Rp 29.000 hingga Rp 30.000 per kilogram. Harga lebih murah sebenarnya bisa didapat di Pasar Ikan Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) atau di Pasar Mangkikit alias Pasar Subuh.

Namun untuk berbelanja di dua pasar itu warga harus datang lebih pagi, karena stok cepat habis. Pembeli yang datang biasanya berasal dari berbagai kawasan, untuk dijual lagi di daerah masing-masing.

Sejumlah pedagang di Pasar Keramat mengatakan, mereka terpaksa menaikkan harga jual karena kenaikan harga sudah terjadi di tingkat agen. Otomatis jika ingin tetap mendapatkan untung, mereka harus menyesuaikan harga dengan menaikkannya sedikit.

"Di agen sudah naik. Ini juga rebutan membelinya. Ayam sedikit sehingga harganya naik. Tadi banyak juga yang tidak jadi membeli, karena mendengar harganya naik," kata Siah, salah seorang penjual ayam.

Sejumlah daerah di Kalimantan Tengah, termasuk Kabupaten Kotawaringin Timur, masih mengandalkan pasokan dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan ayam potong. Sebagian besar pasokan ayam berasal dari Kalimantan Selatan, karena peternak lokal belum mampu memenuhi semua permintaan.

Pedagang beralasan tetap mendatangkan ayam dari Kalimantan Selatan, karena bisa membeli dalam jumlah besar. Selain itu, harga ayam di provinsi tetangga itu lebih murah dibandingkan di peternakan lokal.

Hal itu diduga disebabkan oleh biaya produksi tinggi karena peternak lokal masih harus mendatangkan bibit dan pakan ayam dari luar daerah.

Ketergantungan pasokan dari luar daerah ini akhirnya berdampak pada cepatnya fluktuasi harga di pasaran. Jika pasokan tersendat sehingga stok ayam di pasaran berkurang, biasanya harga dengan cepat akan naik tajam. Apalagi jika permintaan mengalami peningkatan tajam, saat perayaan hari-hari besar keagamaan seperti bulan puasa, Lebaran, dan Natal.

"Kalau harga tinggi seperti sekarang, kami pedagang juga kurang diuntungkan karena daya beli masyarakat menjadi menurun," kata Siah.

"Kami menaikkan harga itu karena harga beli juga sudah naik, bukan berarti kenaikan itu karena kami ingin untuk banyak. Mudah-mudahan saja harga cepat stabil, sehingga daya beli masyarakat kembali meningkat," tambah Siah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com